Sapardi dan Hujan Bulan Juni
Sapardi bilang padaku, Hujan bulan Juni masih serupa dara yang malu-malu. Dia datang bagai gadis yang selalu kau cap kutu buku. Sapardi bilang padaku, ranum wajahnya tersembunyi dan senyumnya kulum rekah yang tak mudah dipandang, indah.
Sapardi bilang padaku, perasaannya rapat ia simpan dalam cacatan rahasia yang mungkin saja doa, hanya dia dan Tuhan yang tahu.Sapardi bilang padaku, kalau-kalau ada yang kecurian melihat ranum pipinya ia akan cepat menghapus itu.
Sapardi bilang begitu, karena dulu musim belum sekacau sekarang. Sapardi bilang begitu sebelum marak pemanasan global dan gadis-gadis mulai gerah hingga menjual apapun yang bisa mereka jual.
Tapi Sapardi masih benar, karena kau, gadisku adalah bulir-bulir terakhir hujan bulan Juni yang pernah dikabarkannya dengan begitu murni.
Will you follow me back and upvote my last blog post? You can click here: @a-0-0 to go to my blog.
Halo @robinabarney.. Selamat datang di Steemit! Suka anda gabung.. sudah kami upvote ya.. :-˃
Rasa yang diam-diam, mewujud dalam doa
already vote for you