(Poetry) Membaca Musim Pagi
Angling dewi puisi bertamu di pekarangan pagi
lentik jari kesuma memanen putik wangi
ranah menghijau di arah mata
aram kemuning mentari sulaiman kembali terjaga
Pun tetiba aku diam terpana
memandang wajah serupa cantik Angsana
yang membasuh kangen di dalam dada
absurd... tetapi, rahsa ia lebih sekedar nyata
dan tiada lagi desah napasku tertahan
tumpah senyumku menyesap nektar kama penghabisan.
Seketika, jantung pagiku luruh didekap siluet embun
lunglai, terbuai, berandai sapamu menujuku
menyentuhku, menghias rumah-rumah kata
menggenggam ruh pena untuk menulis kita.
Ah... baiknya ku-letak saja rahsa ini di puncak kerajaan langit
agar mata perempuanku mampu menilik kangen yang menjerit
dalam genap musim-musim tanpa usia
biar maknaku tumbuh dewasa
di temani kuncup Angsana yang beranjak mekar memesona.
Berdesir napas fi'li sastraku
hasrat menyublim khidmat
pagi di batinku mengendap
tenanglah terang
mengerami tabah haq perempuan
pada rakaat kebeningan
do'aku membaca puisi-Mu, Tuhan.
only 3 days left hurry...Go to my profile for clickable link.