[Daily Poetry #4] Paginya Kupu-Kupu
Alam Pagi Yang Sejuk Hari Ini
Kulihat Sepasang Kupu-kupu Sedang Bercengkerama
Menari Bagai Dua Pebalet di Bolshoi Theater
Lincah Seirama Dalam Derap Kaki
Aku Tidak Melihat Bosan di Gerakannya
Terus Saja Menari Dengan Gembira
Kadang Irama Terhentak Bak Penari Tango
Bergairah dan Membuat Cemburu
Sepertinya Sepasang Kupu-kupu itu Baru Saling Jatuh Cinta.
Atau Mereka Pengantin Baru.
Tidak Ada Lelah di Wajahnya
Yang Terpatri Hanya Bahagia di Rautnya.
Terus Mengepak Sayap dan Saling Bergelayut
Tidak Peduli Ada Mata Yang Mencuri Pandang
Asyik Menikmati Sejuk Pagi di Kuntum-kuntum Bunga
Di Dedaunan Yang Masih Bersisa Embun
Sekejap Rehat Mereka Kembali Berkejaran
Melintas dan Berkelit di Antara Cecabang Pohon
Pagi itu Milik Mereka Berdua
Berdua Saja Tidak Mau Berbagi
Aku Yang Dari Tadi Memasang Mata
Andai Bisa Melihat Lebih Dekat
Aku Ingin menikmati Senyum Sejoli Kupu-kupu Itu
Senyum Cerah
Senyum Bahagia
Senyum Sebenarnya
Bukan Senyum Penggembira
Bukan Senyum Penyenang
Tapi Senyum Ikhlas
Senyum Tulus
Senyum Dari Hati Yang Lagi Berbunga
Senyum Para Pecinta.
Banda Aceh, 13 Mei 2018