Sejemput sesal [BILINGUAL]
Hening mengusik nadiku
Kegelapan merasuk dalam jiwaku
Sepi, Satu kata yang bagiku menggambarkan semua.
Tak terelakan lagi betapa kosongnya hatiku ini.
Silence disturbs me
Darkness penetrated in my soul
Lonely, One word that describes me all.
Inevitably how empty my heart is
Bergemuruh membentuk awan hitam
Menatap cakrawala, dingin menusuk batin
Nyatanya mati menjadi takdir
Mengelak sejengkal pun nyatanya tak berarti.
Rumble to form a black cloud
Staring at the horizon, cold piercing inward
In fact dead to destiny
Ducking an inch is in fact meaningless.
Kelak menjadi seutuh semu
Menyisa sepi sewarna abu
Menyiksa hati sampai kelabu.
Later to become pseudo all alone Leaves ash ash colored Tortured heart to gray.
Aku menyusur lorong-lorong buntu
Dengan tatapan kosong tidak beratur
Semua hampa, seolah mencekikku tanpa oksigen.
I walked down the blind alleys With blank stares All empty, as if strangling me without oxygen
Sesak membelai reluh hitam bergores
Perih,
Tubuhku lunglai lirih merintih.
Shortness of stroking the black niches scratched my body limp softly moan.
Akankah hitam ini kelak menjadi putih
Sedang menurus, putih kugerus dengan kufur
Pekatnya hitam yang kian mengejar harmoni dengan setan, merayu dan membujuk.
Will this black will later become white Being careful, white is crushed with a black concentrated kufr that is increasingly pursuing harmony with demons, seducing and persuading.
Tuhan, masihkah terampun jika mati
Adalah akhir yang ku segaja.
God, still be forgiven if dying Is the end I intend.
Halo, hai @irfanmuhctar! Kami upvote ya..
Ok, @puncakbukit. Terimakasih telah mengunjungi artikel saya dan semoga sehat selalu.