Pameran Lukisan, Ngopi dan Malam Donasi

Marto Rumah Seni dan Ngopi mempersembahkan pameran lukisan bertajuk Parade Jakarta 2018. Pameran perdana sebagai pembuka Marto Rumah Seni dan Ngopi ini dibuka pada Jumat, 12 Oktober 2018. Pameran ini menggelar karya 32 perupa, di Jalan Pondok Labu I No. 8 B, Pondok Labu, Jakarta Selatan.

Untuk memulai suatu kegiatan sesuai yang diharapkan, maka perlu penanda yang menjadi ekspektasi lebih jauh ke depan, paling tidak menjadi titik awal menyambungkan sejarah, dalam hal ini adalah kesinambungan agenda-agenda kesenian dan kebudayaan.

Oleh karena itu sebagai penanda dan simbol peresmian kehadiran rumah seni, Maka Marto dirasa perlu menggelar pameran. Sebanyak 32 orang perupa yang diundang ini semuanya memiliki alasan yang kuat dan juga spesifik, yakni kehadirannya yang unik -- personal maupun dalam integritas kolektif yang pernah terjalin. 32 orang perupa yang telah kian kokoh mengambil peran penting dalam dinamika dan arus sejarah seni rupa, setidaknya mewakili wilayah Jabodetabek.

Kegiatan-kegiatan personal yang bersifat profesional yang ditempuh oleh masing-masing perupa ini tentu sudah tidak dapat diragukan lagi. Ditambah kepedulian mereka terhadap gagasan-gagasan kreatif dengan menempatkan diri sebagai penggiat baik melalui wadah kelembagaan yang bersifat persahabatan kolektif, komunitas, infra struktur, maupun lewat gerakan-gerakan kultural lainnya yang telah dibangunnya secara konstruktif telah mewarnai dan memperkokoh kerangka pembangunan masyarakat melalui penyadaran-penyadaran yang diekspresikan melalui karya seni.

Marto, sebuah rumah yang disediakan sebagai media untuk menayangkan segala ekspresi intelektual dalam bentuk seni maupun pemikiran-pemikiran kebudayaan. Rumah seni Marto sedianya juga mewadahi segala proses lalu lintas pemikiran tentang seni, sosial dan kebudayaan pada umumnya atau hal-hal yang spesifik yang bersifat kontekstual dan aktual. Sebuah rumah untuk ngopi bersama, berbincang-bincang dan bertukar pikiran mencari makna-makna kebenaran yang kemudian diimplementasikan sebagai sistem kemasyarakatan dalam rangka menyalurkan dan berkontribusi dalam pemajuan kebudayaan.

Rumah seni Marto sebagai tempat berpameran yang merepresentasikan aspirasi dan apresiasi seni, menjadi tempat pertunjukan seni kreatif dan berkualitas, ruang diskusi ataupun seminar, workshop, dan juga peluncuran buku dan lain sebagainya, sepanjang berkaitpaut mengenai seni dan budaya.

Marto dipilih sebagai penandaan (nama) mengambil dari filosofi kisah pewayangan "Babad Alas Wanawarta". Alasan ini cukup jenaka bawa sebelum tempat ini disiapkan agar layak, adalah dalam kondisi yang tak terpelihara, banyak bagian-bagian yang vital yang kondisinya rusak total. Halaman yang ditumbuhi rumput liar dan semak belukar.

Pada Sabtu malam, 20 Oktober 2018 digelar acara santai, yakni ngopi, baca puisi, dan malam donasi untuk Palu dan Donggala. Acara santai ini dihadiri para pelaku seni, perupa dan para pendaki.

Acara santai ini berlangsung sederhana dan hikmat. Sembari ngopi, ngobrol dan menikmati cemilan yang tersedia, menikmati pembacaan puisi, juga bermusik tentunya.

Depok, 21 Oktober 2018
Iman Sembada | @imansembada