Kongkow Kebudayaan di Bens Radio
Menjelang Pilkada serentak di 171 daerah, suhu politik makin memanas. Persaingan politik seringkali terjadi gesekan-gesekan yang menciptakan persaingan menjadi tidak sehat. Politik adalah juga merupakan produk kebudayaan, maka diperlukan pendekatan dengan nilai-nilai budaya. Sistem nilai kebudayaan masih dipercaya dapat meredam dan menangkal gejolak politik.
Untuk itu diperlukan sebuah dialog kebudayaan. Acara bertajuk “Kongkow Kebudayaan” digelar di Bens Radio, Sabtu (17/3), di Jalan Tarumanegara, Pisangan, Ciputat, kota Tangerang Selatan. Diskusi ini menghadirkan narasumber antara lain budayawan Ridwan Saidi, Andi Yahya Saputra dan Kang Zaki.
Diskusi yang berlangsung hangat ini juga dipadati mahasiswa. Setiap kampenya, Pilkada dan Pilpres, selalu menghadirkan berbagai jenis hiburan. Misalnya musik dangdut, atau jenis hiburan lain. Tanpa adanya hiburan, maka Pilkada akan sepi alias kurang meriah.
Kebudayaan hanya ditampilkan atau dibutuhkan ketika kampanye saja. Setelah itu, kebudayaan akan dilupakan. Kampanye yang di Indonesia biasa disebut sebagai pesta demokrasi seolah-olah harus meriah dan gegap-gempita. Maka harus menampilkan hiburan, agar semangat pesta terasa.
Banyak kebudayaan yang kini dilupakan, bahkan memang tak dipedulikan. Budayawan dan seniman harus membuat gerakan agar kesenian dan kebudayaan tidak menjadi “gelandangan” di kampung sendiri. Kesenian dan kebudayaan Indonesia harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Depok, 18 Maret 2018
Iman Sembada | @imansembada
Meski hanya dipakai untuk kampanye lantas dilupakan, tetapi itu termasuk cara yg cerdas.
Politisinya yang cerdas.....
mengapa dilupakan?
Udah menjadi Rahasia umum,,,
Betul banget bang....
Keren bgt penutupnya. Sedaaapppp
Terimakasih.....
Bahagia melihat budayawan masih berjuang untuk mengawal demokrasi
Alhamdulillah.....
Kalau begitu perlu dibikin Partai Kebudayaan... ha ha ha
Dahulu ada Lekra. Hahaa......
Seniman harus sadar ini. Jangan mau dimanfaatkan untuk Pilkada doang. Para caleg itu harus dituntut program kebudayaannya apa. Yang kongkret dan jelas aja. Lalu tagih terus kalau mereka terpilih