philosophy of aceh people who pour in the arts (Eng-Ina)

in #philosofy7 years ago (edited)

This is the story I am trying to conclude, may be interesting information, thank you @ sndbox-alphaba many people expressing hearts, sorrows, sorrows and happiness, in various art forms, as well as Acehnese people, often people (advisors) in the form of words -words wise, and accompanied by the meaning of Islam on earth aceh, it is poured in some art form such as:

  • Saman / Sedati

Saman is a typical aceh dance form controlled by the sound of a song, and uses traditional music with rhythmic rhythms, and is usually shown to celebrate important events in adat. Saman dance poetry using Aceh Language / Gayo. In addition, this dance is usually performed to celebrate the birth of Prophet Muhammad SAW and other great events. In some literature saman dance in Aceh was established and developed by Syekh Saman, a scholar from Gayo in Southeast Aceh. Saman Dance was established by UNESCO as a List of Intellectual Cultural Heritage Representatives at the 6th Session of Intergovernmental Committee for the Protection of Cultural Heritage of UNESCO No objects in Bali, 24 November 2011. Source

Source Photos

  • Rapai

Rapai is one of the traditional musical instruments of Aceh, whose use is by hitting with bare hands, Rapai usually plays a role to regulate rhythm, tempo, jingle when singing poems sung. The sound of rapai also makes the atmosphere more lively, vibrant and can foster the spirit of the audience who watch the show. Rapai also uses almost all the traditional soundtrack art in Aceh.

>> Reach is also divided into several types: >> - Reach Daboih >> - Achieve Gerimpheng >> - Get Pulot >> - Pase Reach >> - Reach Children / wishes >> - Achievement of Stories / Dangers [Source](http://mediaaceh.co/2017/03/04/20180/mengenal-type-alat-music-rapai-aceh) [Source Photos](
)
  • P.M.T.O.H (ratoeh Duek or theater art speech)

P.M.T.O.H is a theater art speech derived from peugah haba (tuturkata) which means talking to a story that tells a kind of bakaba in Minangkabau. Often also called pong tem Aceh (in Tong), which means people who teach work. The theater said it became interesting after Adung Teungku was developed using rapa'i instruments, swords, flutes, bansi (flute beams) and using children's toys, and costumes.
This art was first played by Teungku Adnan who is also known as a cleric by the supporters of the community, while his work in addition to the artist is a drug dealer around Aceh. Art (theater speech) is called P.M.T.O.H by Teungku Adnan.

Source Photos
"The origin of this name departs from a very memorable event for me.I often ride bus PMTOH while traveling throughout Aceh to trade drugs, the sound of the bus horn impressed me.So in my show to sell drugs I show poh tem, peakah haba, dangderia , while showing off his skills in the theater, I started by imitating the bus horns PMTOH The Acehnese are very happy with my appearance Every time I sell drugs, the audience must be crowded, my merchandise is in demand but I have to show Hemayat Malem Dewa Finally, When I think the name of the theater what I say is PMTOH "," when the authors interviewed Tengku Adnan, on April 14, 1999 in Blang Pidie, South Aceh
source

  • Hadih Maja

Hadih maja are words that are put into several speeches as various literary expressions or literature and philosophy of Aceh from the mouths of prominent figures, scholars, poets, orators, poets and sages in Aceh associated with an interesting reality. Hadih maja can also continue to be born even though aceh people now use older maja in connecting conversations with the reality of Aceh. Generally known in Aceh, that customs and religions such as substances with their nature - can not be separated. Even in certain communities the power of adat is very dominant, including literature but not interfere with religion. On the other hand, the original elements including the Aceh framework help facilitate the spread of religion, social, political, economic, development and other values ​​known in Aceh's life.

Hadih maja is one of Aceh's cultural richness which is a reflection of Aceh's identity that is full of philosophy and multi-interpretation, depending on where it is used. Khazanah is a socio-cultural heritage that can only be owned by people passed down through generations through oral and written stories. which contains the meaning of Islam, ketauhidan, culture, and message pesen-moral in the art of Aceh literature.
source

source Images

indonesia

banyak orang mengutarakan isi hati, peluh kesah, rasa suka duka dan bahagia, dalam berbagai bentuk kesenian, begitu pula orang aceh, sering kali orang-orang tua terdahulu di aceh memberikan petuah, (nasehat) dalam bentuk kata-kata bijak, serta mengiringi makna yang sangat kental akan keagamaan (keislaman) di Bumi aceh, ini dituangkan dalam beberapa bentuk kesenian seperti :

  • Saman/sedati

Saman merupakan sebuah bentuk tarian khas aceh yang diringi oleh alunan suara nyanyian, dan mengunakan musik tardisional dari suara tepukan tangan yang berirama, dan biasanya ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian saman mempergunakan Bahasa Aceh/Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW dan peristiwa-peristiwa Besar lainnya. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tari saman ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia dalam Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda UNESCO di Bali, 24 November 2011. Sumber

Source Photos

  • Rapai

Rapai adalah salah satu alat musik tradisional Aceh, yang penggunaannya dengan cara ditabuh menggunakan tangan kosong, Rapai biasanya berperan untuk mengatur ritme, tempo, gemerincing saat lantunan syair-syair bernuansa Islami sedang dinyanyikan. Suara rapai juga membuat suasana lebih hidup, semarak dan bisa menumbuhkan semangat penonton yang sedang menyaksikan suatu pertunjukan. Rapai ini juga digunakan hampir semua seni tarik suara tradisional di Aceh.

>>Rapai juga dibagi dalam beberapa jenis : >>- Rapai Daboih >>- Rapai Gerimpheng >>- Rapai Pulot >>- Rapai Pase >>- Rapai Anak/tingkah >>- Rapai Kisah/hajat [Sumber](http://mediaaceh.co/2017/03/04/20180/mengenal-jenis-alat-musik-rapai-aceh) [Source Photos](
)
  • P.M.T.O.H (ratoeh Duek atau Kesenian teater tutur)

P.M.T.O.H merupakan Kesenian teater tutur berasal dari peugah haba (tuturkata) yang berarti berbicara dengan bercerita semacam bakaba di Minangkabau. Sering juga disebut masyarakat Aceh poh tem (pukul Tong) , yang berarti orang yang pekerjaannya bercerita. Teater tutur ini menjadi menarik setelah dikembangkan Teungku Adnan dengan mempergu­nakan alat musik rapa’i, pedang, suling (flute), bansi (block flute) dan mem­pergunakan properti ma­inan anak-anak, serta kostum.
kesenian ini pertama di perankan oleh Teungku Adnan dikenal juga sebagai seorang tokoh ulama oleh masyarakat pendukungnya, sedangkan pekerjaannya di samping sebagai seniman adalah penjual obat keliling Aceh. Kesenian (teater tutur) ini dinamakan P.M.T.O.H oleh Teungku Adnan.

Source Photos
“Asal muasal nama itu berangkat dari peristiwa yang sangat berkesan bagi saya. Saya sering menaiki bus P.M.T.O.H ketika berpergian ke seluruh Aceh untuk berdagang obat, lalu bunyi klakson bus tersebut membuat saya terkesan. Maka dalam pertunjukan saya untuk selingan jual obat saya tampilkan poh tem, peugah haba, dangderia. Sembari memamerkan kebolehannya berteater itu, saya memulainya dengan menirukan bunyi klakson bus P.M.T.O.H. Masyarakat Aceh sangat senang dengan penampilan saya itu. Setiap saya jual obat, penonton pasti ramai, dagangan saya laris tapi saya harus menampilkan Hikayat Malem Dewa. Akhirnya masyarakat Aceh setiap ketemu saya sering memanggil nama saya dengan sebutan Teungku Adnan P.M.T.O.H. Setelah saya pikirkan sepertinya nama teater tutur saya ini adalah P.M.T.O.H”,” ketika penulis mewawancara Tengku Adnan, pada 14 April 1999 di Blang Pidie, Aceh Selatan sumber

  • Hadih Maja

Hadih maja merupakan kata-kata yang disatukan menjadi beberapa tutur kata seraya berbagai ungkapan atau idiom sastrawi dan filosofis khas Aceh yang keluar dari mulut para tokoh, ulama, penyair, orator, pujangga dan orang bijak di Aceh di masa lalu yang dihubungkan dengan berbagai kenyataan menarik. Hadih maja juga bisa terus lahir meskipun masyarakat aceh sekarang lebih banyak menggunakan hadih maja lama dalam menghubungkan suatu pembicaraan dengan realitas Aceh. Umum diketahui di Aceh, bahwa adat dan agama seperti zat dengan sifatnya – tidak mungkin dipisahkan. Bahkan dalam masyarakat tertentu kekuatan adat sangat dominan, termasuk sastra tetapi tidak mendistorsi agama. Sebaliknya unsur adat termasuk karya satra Aceh turut mempermudah penyebaran nilai agama, sosial, politik, ekonomi, pembangunan dan lain-lainnya ynag dikenal dalam kehiudpan Aceh.

Hadih maja adalah salahsatu khazanah budaya Aceh merupakan cerminan identitas ke-Aceh-an yang penuh filosofi dan multi tafsir, tergantung di mana penggunaannya. Khazanah itu merupakan warisan sosial budaya yang hanya dapat dimiliki oleh masyarakat yang diwariskan secara turun-menurun melalui cerita lisan dan tulisan. yang mengandung makna keislaman, ketauhidan, kebudayaan, dan pesen-pesan bermoral dalam seni sastra Aceh.
sumber

source Images

Sort:  

Biasa bg lebib keren lagi kalau abg @dirmanaceh yang tulis

Seni yang selalu terkenang jaman

Sebagai salah satu bentuk pengakuan bahwa orang terdahulu iti ada

Mantap that tentang sejarah2 kebudayaan aceh..

Na yang lebih mantap lom @jamal.jeje

Pat man yg lbeh mantap lom...

Rame that.... Laen gop pegot lom yg lebeh lagak2 lom,,,,

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.25
JST 0.034
BTC 96296.42
ETH 2809.07
SBD 0.68