Cerita Pondok Tua
Memang ada hal indah di kala aku termenung. Mengingat ingat saat kau berkata, suara rintik hujan yang berjatuhan di atap seng bisa mengisi segala sepimu.
Katamu, aroma hujan yang hinggap pada lubang hidung membawa kedamaian di setiap tarikan sebatang kretek penenangmu. Asap asap mengepul, menari nari, lalu lenyap menghilang bersama hawa rintik hujan. Kau tentram di rengkuh suasana itu.
Masihkah kau mengingat? Sebelum kau menghilang entah kemana terlipat waktu. Masih terpancar pesona senyum di ujung pematang sana. Ya, hanya itu kenangan yang tersisa di pondok tua.
Tanpa izin pada awan gemawan, semalaman hujan meruah ke bumi. Menyapa deru angin, menyapa kering dedaunan, menyapa tanah tanah gersang. Menyesaki tiap tiap selokan. Tentu saja semua riang gembira.
Jua aku, yang sedang merindu dari balik dinding dingin sepetak kamar. Padaku, Rintik hujan menyapa kenangan lama kita berdua.
Maafkan, bila aku hadir dalam mimpimu membawa sekisah cerita pondok tua.