SEBUAH PENCITRAAN SENI KOMUNIKASI
Selama berkecimpung dalam dunia sastra dan bahasa, pemikiran manusia diarahkan untuk mengenal tiga kawasan kategori komunikasi, yaitu: penampilan, bunyi dan makna.
Penampilan komunikasi adalah berhubungan dengan hal yang tampak sebagai body language, pakaian, sampul buku juga hal lain seterusnya sebagai pertemuan pertama antara lawan peran bahasa, pendengar, pembaca, penonton. Dari penampilan, komunikasi menjadi tampak realistis sebab karya sastra maupun karya bahasa menemui peminatnya dengan hadap berhadapan, tidak membelakangi, tidak menutupi tampilannya yang awal sebagai komunikasi visual.
Pada saat peran kategori komunikasi berupa penampilan, kesediaan penampil, pekarya, pelaku sastra, komunikator dsb. membawa satu nilai yang penting. Beban penampilan dapat dilalui ketika kemampuan pencitraan seni komunikasi memaksimalkan visual yang baik, kesan pertama muncul dari hal ini.
Peran seni komunikasi selanjutnya adalah bunyi, suara. Ialah citra komunikasi yang sebenarnya memberikan sentuhan yang auditif, intuitif maupun juga koneksi. Berbagai cara vokalisasi selaku pembicara dapat dilatih, peran membaca puisi maupun aktor yang berdialog di atas panggung sangat penting untuk mencapai kesamaan makna dari apa yang hendak disampaikan komunikator dengan komunikan, pembicara kepada pendengar, pemain dengan penonton.
Bunyi bahasa memiliki muatan artikulasi, dialek, asal bahasa ibu, culture kesantunan, pembeda kewilayahan dan tanpa sadar membawa pula peranan identitas pembicara itu sendiri. Kekhasan dalam mengucapkan satuan bahasa membawa dampak dikenalnya seseorang.
Untuk mencapai keunikan berbicara dalam suara bahasa ini, manusia panggung harus berlatih mencapai lagu bahasanya, seorang pembaca puisi mesti melahirkan konture, variasi, bahkan frekuensi tertentu yang intinya membawa kemudahan bagi kemajuan penampilannya di hadapan publik.
Bagian terakhir dari pencitraan seni komunikasi adalah makna. Wilayah makna adalah kemampuan memberikan pemahaman yang luas dengan pilihan yang beragam pula. Komunikasi bidang seni tidak dikhususkan tercapainya keseragaman makna dari karya yang ditampilkan, namun kebebasan memberikan makna sendiri oleh pendengar, penonton maupun penikmat baca karya bahasa atau pun karya sastra seperti pembaca novel dan jenis prosa lainnya.
Makna komunikasi dalam bidang seni membentuk juga citra kehalusan budi dan keluasan moral yang baik. Santun dalam komunikasi tidak akan mempersempit keberagaman makna, lemah lembut dalam tujuan menyokong kemaknaan suatu peran teks sastra akan dapat memperkaya satuan kontekstual tematik yang telah diselipkan pekarya di dalam ide-ide karya.
Akhirnya, sebuah pencitraan seni komunikasi membawa satu akibat yang buruk maupun baik jika ditelaah berdasarkan tiga komponen yang sudah dibicarakan di atas. Setiap bagian memiliki peranan yang perlu diproporsikan secara baik dan bijak.
Sesungguhnya nilai-nilai komunikasi telah beranjak dari sekedar tingkatan teknik formalisme saja, ia telah berhadapan juga dengan pembertahanan konsep keterwakilan peran, fungsi dan syarat penghubung atas apa yang hendak disampaikan seseorang melalui karya seni bahasa maupun karya seni sastra.
Nyaan..
Kana Steemit cit. Selamat bergabung ☺
hahahaaa.a.. berkat semangat kawan-kawan, imbas ke saya Asma. heheheeee
Senang bisa jumpa anda di steemit.com @muhrain :)
Selamat datang dan saya akan menunggu karya karya terbaik anda
kita dipilih steemit untuk menulis. heheheee
Selamat bergabung p muhrain d steemit semoga bisa saling berbagi
siap. semoga ada maknanya bagi ilmu pengetahuan.