Floating shop In Musi
By Tabrani Yunis
I remember the first time I knew Palembang when I studied geography subject at my school in Elementary school. It was very long time ago, because I am more than 55 years old now. I used to memorize the names of the provinces in Indonesia when I was at school. Then when I was in Junior high school, the name of Palembang appeared many times because the level of learning geography increased. I also became more familiar when I was really interested in answering the crossword puzzle during my youth.
< Saya terkenang pertama kali mengenal Palembang itu di saat belajar mata pelajaran Geografi di Sekolah Dasar ( SD). Sudah lama sekali, karena saya sekarang sudah berumur 56 tahun. Saya dulu terbiasa mengingat nama-nama kota Provinsi di Indonesia. Kemudian ketika belajar di SMP, nama Palembang itu semakin sering terucapkan, karena tingkatan pelajaran geografi meningkat. Saya juga merasa semakin familiar ketika dulu sangat tertarik menjawab atau mengisi TTS saat masih muda.>
Two Adecades ago, in the 1990th, I often traveled from Banda Aceh to Java such as Jakarta, Jogja or at other places in Java by bus. It took 2 days and 3 nights to Jakarta. It means that I passed by some provinces from Aceh to Jakarta, but I never stopped by in Palembang.
< Dua dekade lalu, di tahun 1990 an, saya sering mengadakan perjalanan darat dari Banda Aceh ke pulau Jawa seperti Jakarta, Jogja atau daerah -daerah lain di Jawa dengan menumpang bus. Menghabiskan waktu dua hari tiga malam ke Jakarta. Berarti saya melewati beberapa provinsi dari Aceh ke Jakarta, tapi tidak pernah singgah di Palembang.>
Fortunately, last 2016 I got an opportunity to go to Palembang to join a meeting. I stayed at wisma atlit, a sport housing for athletes. I did not let the time wasted, so I used the spare time for sightseeing, going around Palembang city. I did not want to foget canoeing in the Musi river. So, I invited my friends to rent a small ship for going to a small island which has been known as the object of tourism. What made me and friends wanted to rent the canoe or ship because we wanted to go to the island. The island is called Kumaro.
< untungnya pada tahun 2016 yang lalu, saya mendapat kesempatan ke Palembang untuk mengikuti sebuah acara. Saya menginap di Wisma Atlit, sebuah tempat penginapan bagi para atlit . Saya tidak menyia-nyiakan waktu, maka saya menggunakan waktu luang untuk jalan-jalan keliling kota Palembang. Saya tidak mau lupa naik biduk di sungai Musi.Maka, saya mengajak teman-teman untuk menyewa sebuah perahu yang bisa mengantarkan kami ke sebuah pulau kecil yang dikenal sebagai objek wisata. Pulau itu disebut dengan pulau Komoro>
Surfing or canoeing along the Musi river was really challenging and frightening, because we used the small boat which used a small engine. It could not run fast. I was really afraid of crossing the very large river I have ever seen. I was really afraid if the boat would sink, because the pasangers were more than 4, while yhe boat was small.
< mengarungi sepanjang sungai Musi sangat menantang dan menakutkan, karena kami menggunakan boat kecil yang menggunakan mesin kecil dan berjalan sangat lambat.Saya sangat takut menyeberangi sungai yang sangat luas yang lernah saya lihat. Ya saya sangat takut bila boat karam, karena penumpangnya lebih dari 4 orang, sementara boat sangat kecil.>
Even it was frightening and challenging, I tried to make myself calm down. I just kept silent and kept worrying. However I must enjoy it. I enjoyed seeing something strange. I found some interesting things during surfing or canoeing. There was fantastic to see the shop which sold oil in the river. Ya, I saw some floating houses made of wood selling oil for boats which needed oil.
< Kendati menakutkan dan menantang, saya berusaha tenang. Saya hanya diam dan tetap khawatir. Namun demikian, saya harus menikmati. Saya nikmati dan melihat hal-hal yang aneh atau asing. Saya menemukan beberapa hal yang menarik selama mengarungi sungai Musi. Ada yang terasa fantastik ketika melihat kedai terapung yang menjual minyak. Ya, saya melihat beberapa rumah terapung terbuat dari kayu, menjual minyak untuk boat-boat yang membutuhkan >
Under the Ampera bridge we can also enjoy eating lunch with special services on the floating restaurant. When we are eating, the floating restaurant shaking and makes the lunch great. It was very exiting. I got good experience staying in Palembang and enjoying the attraction of Musi
<. Di bawah jembatan Ampera kita juga bisa menikmati makan siang dengan pelayanan pelayanan restaurant terapung.Ketika sedang menikmati makan siang, boatnya bergoyang-goyang dan menambah nikmatnya makan siang. Sangat menarik. Saya mendapatkan pengalaman menarik tinggal di Palembang dan menikmati daya tarik sungai Musi.
Dari rumahku ke Palembang kurang lebih 8-12 jam. 2 kali aku ke sana dengan menggunakan sepeda motor.
Bila ada kesempatann, jalan-jalanlah ke Bengkulu, Pak Tab....
Insya Allah. Nanti kalau ada kesempatan jalan-jalan lagi. Saya punya kawan di Bengkulu. Dulu dis kerja di PKBI Bengkulu. Namanya Harmudya, alias Ayang. Saya juga punya Kakak di Bengkulu dulu kerja Dinas Peternakan, Kak Ifan bahar dan suaminya sudah almarhum. Terima kasih banyak ya
Saya kenal dengan Bang Ayang itu, Bang. Sering saya main ke kantornya di kawasan Lingkar Barat itu. LSM saya juga dulu sering kerja sama dengan PKBI Bengkulu. Tapi sudah lama juga saya tidak jumpa dengan Bang Ayang.
Oya? Berarti teman dekat ya. Tapi sekarang sudah tidak pernah komunikasi lagi dan tidak pernah bertemu juga. Saya masih ingat. Selain Ayang juga ada si Ujang. Kami dulu sering bertemu di beberapa kota, termasuk di Bukit Tinggi. Kenal dengan almarhumah Yanti Muchtar? Beliau sudah meninggal, pendiri Kapal Perempuan di Jakarta
Dengan Ujang saya masih ada juga temu, apalagi kami berasal dari SMA dan kota yang sama, di Curup.
Dengan Yanti Muctar, tentu saya sering membaca sepak terjangnya, tapi tidak kenal per pribadi.
Wah, semakin dekat rasanya
Terima kasih sudah vote dan comment