Jika "tangan kanan memberi tangan kiri tidak boleh tahu"
gambar oleh Serambi.com
Jika "tangan kanan memberi tangan kiri tidak boleh tahu" itu yang saya dengar hari ini ketika sedikit berdiskusi. Terus menerus ter-ngiang di telinga. Kata kiasan itu dikaitkan dengan masalah tanah wakah Aceh di Mekkah yang jaraknya dekat dengan Baitullah (ka'bah).
Dalam beberapa waktu terakhir, gempar di kalangan masyarakat Aceh mengenai isu pengelolaan tanah wakaf Aceh oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang tanah wakaf tersebut berada di mekkah, Arab Saudi. Ada yang pro dan banyak juga yang kontra, saya berasumsi kami rakyat Aceh mesih trauma dengan janji-janji waktu dahulu seperti yang dikatakan sejarah bahwa Indonesia pernah berdusta kepada rakyat Aceh.
Ditambah dengan mesih membekas dalam ingatan sakit dan pahitnya ketika Aceh ditetapkan sebagai daerah operasi militer (DOM) jika saya tidak salah. Itu juga di sebabkan ketidak-adilan yang dirasakan masyarakat Aceh, oleh sebab itu kepercayaan masyarakat Aceh terhadap Pemerintah Indonesia diragukan.
Saya teringat banyak masyarakat Aceh yang terkesan "mengungkit-ungkit" kebaikan pada zaman dahulu termasuk membantu kemerdekaan Indonesia, bukan kami mengungkit tetapi masyarakat takut di hal-hal yang tidak menguntungkan masyarakat Aceh terulang kembali.
Saya rasa pertimbangan yang paling utama dari BPKH adalah pendapat seluruh masyarakat Aceh, sebab apabila hal itu teralisasikan maka yang mendapat keuntungannya lebih besar untuk pemerintahan baik pusat maupun provinsi. Biarlah itu menjadi kebijakan pemerintah Arab Saudi dalam mengambil sikap tanah wakaf tersebut, toh dari zaman dahulu tidak pernah bermasalah ketika pemerintah Arab Saudi yang mengelola.
Yang menjadi kekhawatiran adalah saling tuduh menuduh, masyarakat Aceh semakin muak dengan tingkah rezim Indonesia. Saya sebagai masyarakat memang kurang setuju jika BPKH ingin berinvestasi di tanah wakaf tersebut karena mesih belum begitu harmonisnya hubungan masyarakat Aceh dalam menilai pemerintahan Indonesia.
ini hanya secuil unek-unek saya, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan ridho-nya kepada seluruh rakyat Indonesia terkhususnya masyarakat Aceh