Bahaya dan Dampak Air Minum Mengandung Partikel Plastik Bagi Tubuh Manusia, Ini Penjelasan Ahli

in #news7 years ago

image
SERAMBINEWS.COM - Beredarnya informasi tentang kandungan mikroplastik atau partikel plastik dalam air mineral di botol plastik meresahkan masyarakat.

Terlebih, temuan yang mengambil sampel dari sejumlah negara itu melibatkan Indonesia. Apalagi, sampelnya familiar dan menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat di Indonesia, Aqua dan Nestle.

Dilansir Serambinews.com dari Kompas.com, mikroplastik merupakan plastik berukuran mikroskopis atau tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Mikroplastik pun disebut sebagai polutan lingkungan yang sulit terurai. Lalu, apa yang terjadi jika mikroplastik masuk ke dalam tubuh kita?

Prabang Setyono, ahli lingkungan hidup dari Universitas Sebelas Maret, mengungkapkan, mikroplastik berukuran tidak lebih dari 1 sampai 5 milimeter.

"Ini berarti ukurannya bisa lebih kecil ketimbang kutu rambut (Pulex irritans) atau plankton Sagitta setosa," kata Prabang kepada Kompas.com, Jumat (16/3/2018).

Apabila terakumulasi dalam jumlah tertentu, mikroplastik berpotensi menganggu metabolisme tubuh manusia.
"Contohnya, seekor ikan yang terkontaminasi mikroplastik di habitatnya dikonsumsi manusia. Secara akumulatif, mikroplastik akan terkonsentrasi di dalam tubuh manusia dan pada jumlah tertentu akan mengakibatkan gangguan metabolisme tubuh. Namun, hal ini harus melalui penelitian lebih lanjut," kata Prabang.
Dr rer nat (Doctor Rerum Naturalium atau Doktor Ilmu Sains) Budiawan sependapat dengan Prabang. Ahli toksikologi kimia dari Universitas Indonesia ini menyebut bahwa kandungan dalam mikroplastik sulit terurai.

"Jika kandungan mikroplastik masuk ke dalam tubuh, ia akan tertahan di dalam organ dan sulit disekresikan (dikeluarkan). Akibatnya, organ tubuh bisa terganggu," kata Budiawan.

Budiawan memberi contoh, apabila mikroplastik masuk ke dalam organ, seperti ginjal atau hati, sangat mungkin ia akan mengganggu fungsi kerja ginjal dan hati.

Jika benar ada kandungan mikroplastik di dalam air mineral botol kemasan, Budiawan mengatakan, harus dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat zat-zat apa saja yang terkandung di dalamnya.

"Jika di dalamnya ada kandungan polybrominated diphenyl ether (PBDE) yang merupakan unsur pembentuk material tahan api, harus diwaspadai. PBDE merupakan zat yang dapat menyebabkan enzim kesuburan terganggu," ujarnya.
Zat kimia yang terakumulasi di dalam tubuh juga merupakan faktor yang berkontribusi terhadap tumbuhnya kanker.
Menurut Budiawan, tubuh sebenarnya mampu menguraikan zat asing dan mengubahnya menjadi zat yang tidak berbahaya untuk tubuh agar bisa disekresikan melalui urine atau keringat.

Namun, kasus mikroplastik adalah hal berbeda. "Plastik di lingkungan saja membutuhkan waktu sepuluh tahun sampai bisa terurai. Nah, sekarang bayangkan kalau itu terakumulasi di tubuh manusia. Sel tubuh nantinya tidak dapat berfungsi atau terganggu," ungkapnya.

Sementara itu, ahli oseanografi LIPI, Muhammad Reza Cordova, mengatakan, berdasarkan sumbernya, mikroplastik dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni primer dan sekunder.
"Kelompok primer itu berarti mikroplastik memang dibuat dalam ukuran kecil, biasanya dipakai dalam kosmetik, yang sering disebut microbeads," kata Reza.

Ia menambahkan, kelompok sekunder adalah plastik yang ukurannya mengecil karena faktor alami seperti gelombang laut, panas ultraviolet, dan bakteri. Contohnya, tas kresek di laut yang ukurannya mengecil karena pengaruh alam.

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul "Disebut Ada di Dalam Air Kemasan, Apa Itu Mikroplastik?" dan "Mikroplastik Masuk Tubuh, Ini yang Bakal Terjadi Menurut Ahli"

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.26
JST 0.039
BTC 100104.47
ETH 3619.58
USDT 1.00
SBD 3.10