Pelajaran dari Wanita Tua, Jangan Menyerah [Bilingual]
The woman is old. I estimate his age is over 60 years. Every day I saw her going around from one shop to another to sell betel, fried peanuts, crackers and some other snacks. He slides every table, then offers his wares. Many who buy but not a few who refuse. Those who buy the average because of pity. I'm one of them.
From my deep heart, I have the utmost respect for her. Simultaneously amazed at the tough figure. I do not know where it came from and whether I have a real child to help this grandmother in her old age. So she does not need to walk around on foot while peddling his wares. So that she can play with his grandchildren, enjoy the rest of his age.
But I do not have the courage to just interview him. I respect him too much with all his efforts for his life. Perhaps also for the children and grandchildren.
Not infrequently, the admiration and respect that increasingly increasing where she had just passed in front of me. Then a few minutes later, there came another woman who was just as healthy, almost the same as her age. But this woman is not selling her wares, but asking for money or alms.
Grandmother who sells her wares becomes very special in my eyes. Because she chose to fight, not pity. Almost every afternoon I met her. In every afternoon I also find other grandmothers or young women with some men who are more fit, asking for alms.
Life is a choice. Like the grandmother, she chose a respectable way of life. Although she can also do like the others.
There is a very popular phrase in English. You are what you think you are. This sentence gives a deep meaning. Because he explained that we are dependent on ourselves. So also for a choice, we who choose whether to be a fighter or a loser.
Life is hard and may even be cruel. But all we can learn a lot to get through these difficulties. In fact, we will get a lot of experience when trying to escape from all the difficulties. All the experiences that we find, also become the best teachers for us, the people closest to us and to our environment.
Keep fighting, do not give up. You are what you think you are.
Wanita itu sudah tua. Saya menaksir usianya di atas 60 tahun. Saban hari saya melihatnya berkeliling dari satu warung ke warung lain untuk menjajakan sirih, kacang goreng, kerupuk dan beberapa kudapan lainnya. Ia menyamper setiap meja, kemudian menawarkan dagangannya. Banyak yang membeli namun tak sedikit yang menolak. Mereka yang membeli rata-rata karena menaruh rasa iba. Saya salah satunya.
Dari lubuk hati, saya amat hormat padanya. Sekaligus kagum pada sosok tangguhnya. Saya tidak tahu dari mana asalnya dan apakah punya anak yang sejatinya membantu si nenek ini di usia senja. Agar Ia tak perlu berkeliling dengan berjalan kaki sembari menjajakan dagangannya. Agar Ia bisa bermain bersama cucu-cucunya, menikmati sisa usianya.
Tapi saya tak punya keberanian untuk sekadar mewawancarainya. Saya terlalu menghormatinya dengan segala upaya yang Ia lakukan untuk hidupnya. Mungkin juga untuk anak-anak dan cucunya.
Tak jarang, kekaguman dan rasa hormat itu kian bertambah mana kala Ia baru saja melintas di depan saya. Kemudian beberapa menit setelahnya, datang wanita lain yang sama sehatnya, hampir sama pula usianya. Namun wanita ini bukan menjajakan dagangannya, tetapi meminta uang atau sedekah.
Nenek yang menjajakan dagangannya menjadi sangat istimewa di mata saya. Karena Ia memilih bertarung, bukan memelas. Hampir setiap sore saya bertemu dengannya. Di setiap sore pula saya menemukan nenek-nenek atau wanita muda lain bersama beberapa laki-laki yang justru lebih bugar, meminta sedekah.
Hidup adalah pilihan. Seperti si nenek tadi, Ia memilih cara terhormat untuk hidupnya. Walau Ia juga bisa melakukan seperti yang lainnya.
Ada kalimat bijak dalam bahasa Inggris yang amat populer. You are what you think you are. Kalimat ini memberi makna yang amat dalam. Karena ia menjelaskan bahwa diri kita bergantung pada diri kita sendiri. Begitu juga untuk sebuah pilihan, kita yang memilih apakah menjadi petarung atau menjadi pecundang.
Hidup ini memang keras bahkan mungkin kejam. Tetapi semua kita bisa belajar banyak untuk bisa melalui kesulitan-kesulitan tersebut. Bahkan, kita akan mendapatkan banyak sekali pengalaman saat berusaha lolos dari semua kesulitan itu. Semua pengalaman yang kita dapati, juga menjadi guru terbaik bagi kita, orang-orang terdekat kita dan untuk lingkungan kita.
Teruslah bertarung, jangan menyerah. You are what you think you are.
Sumber Foto
Foto 1, Foto 2, Foto 3, Foto 4, Foto 5
Good posting
Thnaks ya @maulanailham
Possible follow me support
Itu sangat benar sekali setiap manusia yang hidup di dunia ini harus menentukan pilihan mau bahagia atau sengsara. Kita harus selalu berusaha terlebih dahulu kpda apa yang kita kerjaan dan di iringi doa jgn sekali kita minta belas Kasih orang. Dalam alquran juga mengatakan yg artinya"sesungguhnya allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka.luar biasa postingannya pak @zainalbakri
terima kasih @joelasnawi sdh melengkapi artikel ini. salam.
Wa'alaikum salam.sama pak @zainalbakri
intinya tetap semangat loen kaloen pak kabag 4 boh siuroe.. Luar biasa useuha.. hejej
kalah si nenek hehehe @nauval
Sebuah motivasi yang sangat dalam maknanya dan sangat cocok untuk mahasiswa seperti saya.
Terimakasih @zainalbakri telah berbagi
alhamdulillah. terima kasih ya @fajri26
Bantu vote y
Sangat luar biasa pengorbanannya
inilah hidup yang sesungguhnya @tamy.siagam
Trimakasih @zainalbakri telah mengangkat kisah yang sangat inspiratif yang mengajak kita berfikir betapa hidup harus berjalan dan dijalani, apapun dilakukan demi hidup dan kehidupan.. seperti yang dilakukan oleh sang nenek tua.. tidak meminta dan tidak menyalahi aturan .. yang dilakukannya adalah halal... smg menjadi pelajaran berharga khususnya untuk yang muda...
Salam
@iskandarawe
terima kasih @iskandarawe
jarinya ngeri, gede 2
hanya foto ilustrasi saja @felomena
Pelajaran yang berharga... Kalau nanti suatu saat nenek yang minta sedekah itu tidak lagi minta sedekah tapi minta upvote dari bang @zainalbakri Bagaimana tanggapannya? Apakah kagum, terharu, atau membiarkannya? Hehe,
mungkin saya sudah gak main lagi @nasrullahilyas