Tiang Layar Kehidupan
Masih saja aku tertunduk malu menatap langit
Batin seolah malu untuk menatap sinar mentari
Perjalana hidup sekan terus-menerus diiringi gemuruh sengit
Hendak bagaimana lagi sikap diri kuatkan perkara hati.
Ragam macam cobaan hidup telaah ku dapatkan
Tetap ku lalui tiap jalan dengan selancar kebijaksanaan
Harapkan ketenangan bathin serta ridha-Nya ku dapatkan
Yang pada akhirnya terang kan datang menyusul gelapnya keadaan.
Sebuah hakekat pasti yang selama ini ku pegang
Terhadap janji Rabb-ku bagi hamba Nya yang berjuang
Ganjaran pasti didapatkan atas ikhtiar yang terjelang
Cukuplah rasanya ulasan diri ku jadikan penopang.
Biarkan nakhoda kapal tambatkan sauh jangkar
Akan kuambil peran diri sebagai tiang layar
Meski layar diturunkan dan tiada lagi memberi tatar
Aku akan tetap berdiri kokoh menyapa angin yang rela melamar.
Setidaknya saat ini aku masih bisa melihat samudera
Meski langit hanya bisa ku pandang melalui fatamorgana
Bukankah akan lebih tumbuh kerinduan untuk memandangnya nyata
Ketimbang mereka yang memandang congkak keluhkan panas hujan seakan tiada rela
Membuat langitpun tiada ingin lirih untuk menyapa
Dan kepada mereka lah ku sampaikan daku turut berduka cita...