Jalan hidup (poem)
Terkadang ingin hati ini tak tercipta ditubuh. tak sanggup rasanya menahan beban tragedi yang bergejolak dengan visi yang tak bertepi. Di saat pengabdiaan dan legenda pribadi menjadi dua kunci untuk menjalani hidup ini yang semestinya bersatu bahu membahu menaklukan labirin kefanaan dunia ini. Seakan sudah menjadi kutukan yang alamiah bagi kodrat makhluk dunia bahwa selalu timbul pergulatan ketidakcocokan yang menimbulkan kebencian terhadap perasaan. Pesimistis menjadi solusi yang tak beralasan menghempaskan hati untuk menyerah pada takdir yang tak berpihak. Hati menangis seakan dia telah kalah dalam pertarungan untuk menjadi pemenang dalam mengapai lagenda hidup itu. Andai saja pengabdian sedikit saja mengerti bahwa telah sngat lelah pikiran dan hati untuk menjalaninya. Sungguh tidak akan hati ini berpaling pada sang keyakinan yang di percaya. Walau terus menjerit merintih bahkan hanya tinggal asa yang menjadi pelipurlara. Percayalah wahai sang hati kekuatan dan ketabhan ini yang akan membawa engkau ke legenda hidupmu. Engkau hanya memerlukan dan bertahan dari beberapa kepedihan. Dikau tercipta untuk menjadi legenda hidup yang mashur dan pengabdi yang bertaqwa karena sesungguhnya itu yang akan menjadi pertanggungjawaban kelak. Bersabarlah karena keyakinan kita percaya semua kejadian hidup pasti bertepi. Berusahalah karena hati harus yakin akan janji ilahi tidak ada yang tidak mungkin di kehidupan. Wassalam