Jetlag Menjadi Ibu

Depok, 14 Januari 2017

Melihat Regan (anak saya) tidur, rasanya bahagia sekali. Jadi inget masa-masa jetlag di hari-hari setelah melahirkan kemarin.

Kadang ketika badan lagi capek-capeknya, muka kumel, dan super mata panda, kebayang betapa enaknya tidur non stop selama enam jam. Gak kebangun tiap satu atau dua jam untuk nyusuin atau gendong anak biar gak nangis lagi.

Kadang kebayang juga betapa enaknya santai-santai dengan suami tanpa perlu heboh nenangin bayi nangis, gantiin popoknya, sampai nina boboin si bayi sampai dia pulas tidur.

Sampai saya membandingkan kenapa dulu saya bisa agak-agak terawat ya? Sempat ke salon seharian, perawatan muka, sampai belanja baju online. Tapi sekarang mana mungkin. Daster pasti jadi kostum kebangsaan. Pergi ke wc saja buru-buru karena takut Regan nangis.

Tapi alhamdulillahnya masa jetlag itu cuma beberapa minggu. Karena setelahnya datanglah masa 'nrimo'. Yaudahlah ya kalau harus tidur kebangun-bangun. Yaudah gak apa-apa kalau mau pipis aja harus buru-buru. Ra popo kalau musti jarang-jarang perawatan sekarang karena budgetnya buat beli popok.

Tapi demi melihat Regan tumbuh sehat, sesuai milestones-nya, dan girang, saya nrimo apapun persyaratannya itu.

Ciao!

Nb: postingan ini ditulis sambil menidurkan Regan dengan kostum daster kebanggaan.