Martial Arts Menjadi Way of life
Ini Di Luar Negeri, Menurut Tulisan Yang Mulia Iqbal Aji Daryono
,
"olahraga beladiri, untuk ikut kelas Taekwondo, misalnya, orang harus membayar 20 dolar di tiap pertemuan selama 2 jam. Taruhlah peserta kelas itu 10 orang saja, maka sudah ada 200 dolar, dan pelatihnya bisa memperoleh penghasilan sangat cukup dengan mengajar beberapa kelas di tiap pekannya.
Mari bandingkan dengan di tempat kita. Saat ini memang sudah bermunculan kelas-kelas beladiri yang agak mewah, dengan biaya mahal, sehingga mudah-mudahan para pelatihnya juga lumayan sejahtera. Namun di tingkat kota-kota kecil, rata-rata murid perguruan beladiri hanya membayar iuran bulanan yang sangat murah. Barangkali apresiasi untuk pelatihnya pun hanya berupa pahala. Lalu bagaimana posisi pelatih beladiri bisa dijadikan sandaran penghidupan?"
Menurut Pendapat pribadi saya...
Sebenarnya bisa saja,
Selain ilmu beladiri yang memang mumpuni di bidangnya. ya harus sedikit2 bisa menguasai marketing, promosi, branding dll.
Namun beladiri itu nggak kaya ketrampilan Komputer.
gimana ya jelasinnya.
Gampangnya gini,
kalo di Silat (eeeaaaa)
menjadikannya berbayar itu bisa tapi nggak mudah,
nanti dikira jualan ilmu, dicemooh dan dikatain.
Nggak heran ya, ada guru2 silat kita yang masih belum sejahtera.
Pengabdiannya nggak diragukan lagi, Ngelatihya ikhlas lahir batin dunia akhirat.
Cuman pas mau berangkat ngelatih, bininya teriak..
Daripada ngelatih silat kagak ngehasilin duit, mending Bapak ngojeek hasilnya buat beli beras!
Lama kelamaan Gurunya nggak ngelatih, fokus menafkahi keluarga dulu.
ya memang itu kewajibannya.
Bagaimanapun Mari majukan Olahraga Beladiri Indonesia, Syukur-syukur menjadi Industri Beladiri dan mensejahterakan praktisi di dalamnya.
Latihan Jalan, Ngajar dapet Honor, Hidup sejahtera dari Hobi,
Martial Arts Menjadi Way of life..
kamu nggak pengen?