Majapahit, Cina, Portugis: Islam yang Hancurkan Sriwijaya?
Serapan bahasa Portugis ke dalam bahasa Melayu terjadi setelah penaklukan Malaka.
Penaklukan portugis di Malaka.
Oleh: Prof DR AbdulHadi WM*
Kerajaan Islam besar yang muncul sesudah Peurlak dan Samudra Pasai (1270-1516 M) adalah kesultanan Malaka. Munculnya Malaka (kerap juga disebit Melaka atau Kesultanan Malaka) sebagai kerajaan Islam didahului dengan krisis yang menimpa kerajaan Buddhis Sriwijaya di Palembang pada awal abad ke-14 M.
Akibat dilanda krisis politik dan ekonomi, menjadikan kerajaan Sriwijaya lemah. Padahal dahulunya kerajaan yang ada di sekitar Palembang ini merupakan kerjaan kuat di Nusantara bagian barat. Bahkan, dahulu menjadi pusat ke ilmuan ajaran Budha dengan akademi Nalandanya. Pengaruh kerajaan Sriwijaya sangat luas, misalnya sampau ke Thailand. Campa dan tiongkok sejak dahulu ounya hubungan erat dengan kerajaan yang ada sekitar muara Sungai Musi ini.
Menjelag akhir abad ke-14 M Sriwijaya diserbu oleh kerajaan yang berpusat di Jwa Bagian Timur, yakni Majapahit. Karena lemahnya pertahanan darat dan lautnya, dengan mudah Sriwijaya ditaklukkan oleh Majapahit. Rajanya Pramesywara melarikan diri bersama ratusan pengikutnya ke Bintan. Di sana ia gagal mendirikan kerajaan baru. Namun dengan bantuan raja-raja Melayu dia akhirnya dapat mendirikan kerajaan baru di Malaka.
Pada akhir abad ke-14 M Pramesywara menikahi putri Saudra Pasai dan memeluk agama Islam. Mala kemudian bersalin sistem menjadi kerajaan Islam. Pada tahun 1511 M Malaka direbut oleh Portugis dan perannya sebagai pusat penyebaran agama Islam diganti menjadi pusat penyebaran agama Katholik. Tetapi pada khir abad ke-16 Malaka direbut oleh Belanda.
Namun sebelum menemukan Melaka sebagai ibukota kerajaan, Pramesywara berusaha mendirikan pusat kekuasaan Melayu di Singapura. Tetapi usaha ini dirintangi oleh kerajaan Buddhis lain yaitu Siam. Melalui kerajaan taklukannya, kerajaan Siam menghancurkan Singapura dan mengusir Paramesywara. (lihat dan baca buku Wolter "The Fall of Sriwijaya”).
Akan tetapi beberapa sejarah yang ditulis oleh sarjana Belanda dan turunannya yang ditulis sarjana Indonesia berpendidikan Belanda, dikatakan seolah-olah yang menghancurkan Sriwijaya adalah kedatangan agama Islam.
Melaka bisa eksis terutama karena mendapat mendukungan Dinasti Ming dari China. Pasukan Laksamana Cheng Ho berada lama di Melaka dan ikut memberikan pengamanan terhadap Melaka, khususnya dari rongrongan kerajaan Siam.
Nah, setelah jatuhnya Melaka ke tangan Portugis yang dipimpinAlfonso de Albulquerque, peran Melaka sebagai pusat perdagangan dan penyebaran Islam digantikan oleh kesultanan Aceh Darussalam (1516-1700 M).
Pada sisi yang lain, semasa Melaka dikuasai Portugis inilah banyak kata-kata dari bahasa Portugis diserap ke dalam bahasa Melayu. seperti minggu, celana, kemeja, mentega, keju, bendera, meja, sepatu, dan lain-lain.
*Prof DR Abdul Hadi WM, guru besar iniversitas Paramadina.
ooo gitu ya... celana dan kemeja itu bahasa portugis?
^^ Silaturrahmi Membuka Rezeki ^^