KITA

in #love7 years ago

Hujan  turun lebat. Tirai air tipis yang sebelumnya jatuh ke bumi, menjelma  menjadi guyuran deras seperti ditumpahkan dari langit.
 

"Jaga  dirimu, Sas. Aku pasti kembali untukmu,"ucap Bimo lirih seperti akan  pergi ketempat yang sangat jauh dan terpencil. Saskia sempat menangkap  nada getir disana apalagi saat melihat sorot mata Bimo yang aneh seperti  disaput kabut kelam. Ia menepis jauh firasat buruk yang tiba-tiba hinggap di batinnya.
 

"Kamu juga yach Bim, hati-hati. Terutama godaan pramugari cantik,"jawab Saskia mencoba menghibur dirinya sendiri dengan canda.
 

Bimo tersenyum.
 

 Senyum paling manis dan terakhir yang pernah dilihat Saskia karena  keesokan harinya Headline disejumlah media cetak dan elektronik  menampilkan berita tragis musibah jatuhnya pesawat yang kebetulan  dikemudikan Bimo dalam perjalanan Jakarta-Manado. Seluruh penumpang dan  awak pesawat diketemukan tewas dalam kecelakaan tersebut.
 

 Perlahan, Saskia, perempuan itu merengkuh sebuah kertas putih dari laci  mejanya. Kesendirian ini pada akhirnya membuat ia sampai pada sebuah  titik yang membuatnya nyaris gila. Kehilangan Bimo membuat segala  harapan hidupnya musnah. Hilang tak berbekas.
 

Setiap dari kita  menyukai perjumpaan. Selalu ada harapan baru dan segar yang muncul dari  sebuah perjumpaan dengan seseorang.Tapi seringnya kita tidak menyongsong  perpisahan dengan sikap yang sama.
 

Jika kita kilas ke  belakang, adakah perpisahan yang masih kita sesalkan.? Dan dari segala  perpisahan yang terjadi dalam hidup kita, berapakah di antaranya yang  sudah menerbitkan pelajaran atau hikmah yang indah?
 

Sepotong  kata "selamat tinggal" atau "putus" kadang menjadi pil pahit yang amat  kita hindari. Namun ibarat sebutir obat yang kita minum saat sakit,  justru lewat kegetiranlah kita belajar menanggulangi sesuatu. Hati kita  semakin kuat. Perjalanan hidup semakin bermakna.
 

"Perpisahan  seringkali dicap sebagai musibah. Tapi, sebagaimana segala peristiwa  dalam hidup, musibah atau berkah hanyalah kemasan yang membungkus sebuah  pelajaran berharga. Terkadang perpisahan adalah jawaban. Meski pahit  dan sedih, perpisahan tak jarang memberi kita ruang segar untuk  mencicipi hidup dari sisi yang baru. Hanya saja dibutuhkan waktu dan  kesabaran untuk menyadarinya.
Kita mesti senantiasa percaya, segala  sesuatu dalam hidup ini tidak pernah ada yang sia-sia". Terdengar  lamat-lamat penyiar radio menyampaikan pesan penutup.
 

Saskia menggigit bibir. Uraian kalimat penyiar radio itu meresap jauh kedalam dan menyentuh dasar hatinya.
 

*)Malam berikutnya
 

 "Saskia mohon bantuan Mas untuk membacakan puisi yang baru saja aku  kirim lewat fax ke kantor radio dan usai puisi itu dibacakan, disusul  dengan lagu dari William Brother's berjudul I Can't Cry Hard Enough.  Terimakasih ya sebelumnya,", tutur Saskia lirih seraya menutup telefon.
 

 Malam itu, Saskia tersenyum saat suara penyiar radio membacakan  puisinya di acara "Midnight Song". Sebuah puisi yang merupakan ekspresi  batinnya. Tentang luka. Tentang kehilangan. Tentang perpisahan. Tentang  kesedihan. Juga tentang Bimo, yang pergi membawa kelam dihatinya. 


Kita, katamu..
seumpama serpih-serpih kenangan
yang mengapung rapuh di udara
menari bersama desir angin beranda
yang menerbangkannya jauh
hingga angan pun tak mampu menggapai
 

Kita, Katamu..
serupa  geliat cemas dan rindu
yang disimpan diam-diam
di jagad hati
lalu berharap
jarak itu bisa kita lipat
dengan cinta sebagai pengikat
 

Kita, katamu..
Adalah senyap yang menetap
pada setiap sajak pilu
yang kita tulis
dengan luka
tanpa airmata 

Coin Marketplace

STEEM 0.25
TRX 0.20
JST 0.037
BTC 92687.11
ETH 3398.48
USDT 1.00
SBD 3.67