Tak Ada Yang Abadi

Tak ada di dunia ini yang abadi, demikian kesimpulan yang terdengar dari paparan dalam khutbah jum'at hari ini. Saya mencoba mencerna kembali maksud dari statement ini. Sakilas terlihat bahwa maksudnya ialah semua yang ada di dunia ini akan musnah. Bisa jadi musnah sama sekali atau musnah berganti dengan yang lain. Hanya saja penamaannya terkadang membuat kita tidak menyadarinya. Sehingga lahirlah sebutan dengan perubahan, reformasi, revolusi, transformasi dan sebagainya. Intinya semua itu adalah musnah. Musnah yang tiada pengganti disebut punah, sedangkan yang ada pengganti disebut dengan perubahan, perkembangan atau peningkatan.

Di sini kita perlu sedikit membuat perenungan terhadap apa yang sedang kita hadapi, bahwa hal itu Tidak abadi. Bahkan terkadang tidak bertahan lama. Kehidupan yang diisi dengan hal tersebut akan berjalan bagaikan roda yang berputar. Tetap saja tidak monitor, pasti akan berada di atas dan akan berada di bawah. Pada suatu waktu akan naik ke atas dan pada masa yang lain akan turun ke bawah. Tidak penting di mana posisi sekarang, yang lebih penting adalah menyadari keberadaan nya. Yang berada di bawah perlu memahami bahwa akan datang masanya ia akan naik ke atas. Jika ia menyadari hal ini, tentu saja ia akan sabar menunggu dan membuat persiapan. Setidaknya ia akan berupaya mempercepat waktu untuk saat ia naik ke atas. Jangan pernah berputus asa dalam upaya ke arah terus bekerja. Semangat tinggi akan mempercepat ia menuju posisi atas. Jangan pesimis karena orang lain saat ini berada di atas, apalagi iri dan dengki. Sikap tidak baik ini justru akan membuat seseorang terperangkap dalam kehidupan yang rusak dan tidak tenang. Anggap lah hal ini sebagai masa tenggang untuk melatih kesabaran. Dengan demikian hidup akan tenang.

Menjadi hal yang paling penting dalam pembahasan ini ialah kesadaran diri bagi orang yang sedang berada di atas. Biasanya orang yang berada di atas akan menganggap dirinya tinggi dan besar. Namun ia tidak menyadari bagaimana orang yang dalam posisi bahwa memandangnya juga juga kecil. Lihatlah foto di atas yang memperlihatkan tampilan orang yang jauh berada di atas di lihat dari bawah. Mereka juga akan terlihat kecil. Mengapa demikian karena tampilan normalnya memang seperti itu. Akan terlihat besar dengan menggunakan alat pembesar. Sama halnya orang yang berada di atas akan melihat yang di bawah, akan terlihat besar jika menggunakan alat pembesar. Pembesar itu dapat diartikan dengan hati yang bersih. Jika menggunakan hati yang baik dan bersih, semua akan tampak besar. Maka yang di atas perlu sedikit turun ke bawah dan yang di bawah juga perlu sedikit naik. Dengan itu di pertengahan perjalanan akan sama melihat yang lain dalam wujud yang sama. Yang kecil akan terlihat membesar dan yang besar juga akan terlihat mengecil. Terciptalah keseimbangan dalam kehidupan bersama.