KAREL VAN DER HAYDEN, JENDRAL BUTA SIBLAH SI ANAK HARAM.
Karel van der Heijden, a famous Dutch military ferocious and savage. Apparently he was chosen deliberately emphasized mentality as it was in the face of Aceh.
Karel van der Heijden, seorang militer Belanda yang terkenal ganas dan buas. Rupanya ia dipilih sengaja dipentingkan mentalitas sebagai itu dalam menghadapi Aceh.
He was an Indo child from an unmarried mother born in Betawi in 1826, brought by her father to the Netherlands, and was sent to school there. When he was 15 years old had entered the soldiers, and when back in Betawi began his career since the rank of sergeant.
Ia seorang anak Indo dari ibu di luar nikah yang lahir di Betawi tahun 1826, dibawa ayahnya ke Nederland, dan disekolahkan di sana. Ketika masih berusia 15 tahun sudah masuk serdadu, dan tatkala berada kembali di Betawi mulailah karirnya sejak dari pangkat sersan.
In 1849 he joined in the fight against Bali, and received a mark of merit. In 1872 he became a lieutenant colonist and in 1874 attacked the "Kraton" of Aceh (In). After being stationed in Semarang (1874) and in Padang (1875), he was assigned as Governor / Panglima to Banda Aceh.
Tahun 1849 ia turut memerangi Bali, dan mendapat tanda jasa. Tahun 1872 ia sudah menjadi letkol dan tahun 1874 turut menyerang "Kraton" Aceh (Dalam). Sesudah ditempatkan di Semarang (1874) dan di Padang (1875), ia pun ditugaskan menjadi Gubernur/Panglima ke Banda Aceh.
so he occupied the seat of the governor / military commander in Banda Aceh is
to hit Samalanga, by what effort. The first assault in 1876 consisted of 3 battalions (2, 3 and 8) each battalion consisting of three companies of 150 each. The warships imported there "Metalen Quiz", "Citadel van Antwerpen", " Sambas "," Banda "," Amboina "," Palembang "," Watergeus "," Semarang ",
"Borneo" and "Sumatera", asserted the whole power of Aceh
Big. The squad is headed by the captain of zee van der Hegge-Spies, while for the landing division of AL as strong as 300 people is led by lieutenant terzee Unlenbeck
begitu ia menduduki kursi gubernur/panglima militer di Banda Aceh adalah
untuk menghantam Samalanga, dengan usaha apa juga. Penyerangan pertama pada tahun 1876 terdiri dari 3 batalyon (ke 2, ke 3 dan ke8) setiap batalyon terdiri dari 3 kompi yang masing masing berjumlah 150. Kapal-kapal perang yang didatangkan ke sana "Metalen Kuis", "Citadel van Antwerpen", "Sambas", "Banda", "Amboina", "Palembang", "Watergeus", "Semarang",
"Borneo" dan "Sumatera", tegasnya seluruh kekuatan dari Aceh
Besar. Eskader ini dikepalai oleh kapten-letanan ter zee van der Hegge-Spies, sementara untuk divisi pendaratan AL sekuat 300 orang dipimpin oleh letnan terzee Unlenbeck
Photo; Jendral buta siblah, Karel Van der Hayden.
Jenderal mata satu ini memang terkenal kekejamannya dalam memimpin invasi ke beberapa daerah di Aceh. Ada sepenggal kisahnyan di buku Kherkhof. @tentangnegeri
Terima kasih atas pemberitahuannya @menulissejarah
Sama-sama @tentangnegeri. Postinganmu juga sangat bermanfaat.