Meumee (Tradisi Kehamilan Masyarakat Aceh)
Buleun keudua golom meuteuntee
Beuleun keulhee baro deuh nyata
Beuleun keupeut rame gop tanyong
Beulen keu limong le peu nyang hawa
Beuleun keu nam saket lam tuboh
Beuleun keu tujoh makanan gop ba
Beuleun keu lapan saket lam tuleung
Beuleun sikurueng baro keuluwa
Peut ploh peut uroe poma duek dapu
Poma pajoh bu ngen sira buta
Itulah penggalan syair yang menggambarkan tahapan dan tradisi adat budaya ketika seseorang wanita Aceh hamil pada kali pertama.
Ada beberapa tradisi yang dilakukan masyarakat aceh pada umumnya ketika ada salah seorang anggota keluarganya yang hamil pertama kalinya diantaranya ketika usia kandungan 0-3 bulan biasanya pihak mertua si wanita akan membawa berbagai macam buah buahan dan dibawa ke rumah si wanita yang hamil lalu dipanggil sanak saudara tetangga untuk sama sama membuat “lincah” atau rujak, setelah itu dibagikan ke tamu dan tetangga, ini bertujuan agar meningkatkan nafsu makan si wanita hamil…
Ketika kehamilan beranjak 4 – 7 bulan, suami akan di peusijeuk oleh mertuanya dan akan di siapkan berbagai macam kue dan diantarkan ke rumah ibunya suami dan dibagikan ke keluaarga terdekat suami. Pada bulan ke 7 diadakan tradisi Khanduri “Keumaweuh” atau disebut juga “ba bu gateng” yaitu khanduri yang dibawa oleh ibunya suami ke rumah istrinya yang sudah lengkap dengan lauk pauk serta berbagai macam makanan lainya seperti kue kue tradisional Aceh lainnya.
Kehadiran orang tua pihak suami disambut suka cita yang penuh dengan ke akraban hal ini bertujuan untuk membina silaturrahmi lebih dekat dan menumbuhkan rasa kebersamaan sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan diri dari ibu hamil tersebut.
Kehamilan beranjak 8-9 bulan itu adalah bulan dimana kedua keluarga akan mempersiapkan kelahiran biasanya mereka akan menyulam popok, dan mempersiapkan keperluan bayi lainnya, hingga lahirlah tamu yang di tunggu tunggu selama ini.
Begitulah kira kira adat dan kebiasaaan masyarakat Aceh dalam tradisi kehamilan pertama.
Adat yg luar biasa dan tak mampu dinilai dgn apapun.
Ya pak reza seyogyanya kita menjaga bersama.... Jgn lupa coblos saya... Hahahaha
Saluutt dengan Adat Aceh yang semua itu tidak terlepas dari agama dan filosofi nya..
Nyan bereh that..