Tarian Tarek Pukat, sejarah, makna dan filosofis.
Aceh sebagai bagian dari salah satu provinsi di Indonesia, memiliki begitu banyak tagam budaya yang unik. Salah satunya adalah Tarian Tarek Pukat. Apakah Tarian Tarek Pukat itu? Tarian Tarek Pukat adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Aceh. Tarian ini biasanya dibawakan oleh sekelompok penari wanita yang menari dengan menggunakan tali sebagai atribut menarinya. Tarian Tarek Pukat ini merupakan tarian menggambarkan tentang aktivitas para nelayan Aceh saat menangkap ikan di laut. Tarian ini biasanya sering ditampilkan di berbagai acara seperti upacara penyambutan, acara adat, dan acara budaya.
Tarian Tarek Pukat dan Sejarahnya.
Tarian Tarek Pukat terinspirasi dari tradisi menarek pukat atau tradisi menarik jala yang sering dilakukan oleh masyarakat Aceh, seperti yang kita ketahui, sebagian daerah aceh di dominasi oleh wilayah pesisir. Khususnya masyarakat di daerah pesisir, sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Bagi sebagian nelayan Aceh, salah satu cara menangkap ikan adalah dengan cara menarik jala secara gotong royong. Jala atau jaring yang dilepas di pinggir pantai ditarik secara bersama-sama. hasil yang mereka dapatkan akan dibagi-bagikan kepada warga yang ikut serta saat menarik pukat tadi.Tradisi tersebut kemudian direfleksikan dalam sebuah tarian yang disebut dengan Tarian Tarek Pukat ini.
Fungsi Dan Makna Tarian Tarek Pukat
Selain sebagai sebuah bentuk seni pertunjukan, tarian Tarek Pukat ini juga sebagai bentuk apresiasi terhadap budaya dan tradisi masyarakat Aceh pesisir, khususnya saat menangkap ikan di laut. Tarian ini dimaknai sebagai gambaran sikap gotong royong dan semangat kebersamaan masyarakat yang direfleksikan dalam sebuah tarian.
Pertunjukan Tarian Tarek Pukat
Tarian Tarek Pukat biasanya ditampilkan oleh para penari wanita. Jumlah penari tersebut terdiri dari 7 orang penari atau lebih. Dalam pertunjukannya, penari dibalut dengan busana tradisional serta dihias dengan hiasan dan tata rias yang membuatnya terlihat cantik. Dengan diiringi kelompok pengiring, penari menari dengan gerakannya yang khas dan menggunakan tali sebagai atribut menarinya. Dalam pertunjukannya, Tarian Tarek Pukat biasanya diawali dengan gerakan seperti tarian Aceh pada umumnya, yaitu menari dengan posisi duduk sambil menepuk dada dan paha. Gerakan tersebut dilakukan secara kompak mengikuti irama lagu dan musik pengiring. Setelah itu dilanjutkan dengan saling mengaitkan tali satu sama lain. Salah satu hal yang menarik dalam tarian ini adalah di akhir tarian, ketika selesai mengaitkan tali satu sama lain, penari akan menarik tali tersebut dan menjadi sebuah rangkaian jaring/jala. Bagi anda yang belum pernah menyaksikan tarian ini mungkin akan bingung, bagaimana cara mereka membuat jaring tersebut? Hal ini lah yang menjadi salah satu daya tarian Tarian Tarek Pukat ini, dan tak jarang membuat para penonton takjub dan memberikan tepuk tangan yang meriah kepada para penari.
Dalam pertunjukan Tarian Tarek Pukat biasanya diiringi oleh musik tradisional yaitu sarune kaledan rapa’i. Tarian ini juga diiringi oleh lagu “tarek pukat” yang dinyanyikan oleh pengiring vocal. Namun, ada kalanya juga para penari menyanyikan beberapa bait lagu tersebut secara bersama sama. Saat menari, tempo gerakan penari juga harus disesuaikan dengan musik pengiring agar terlihat padu dan kompak.
Kostum yang digunakan para penari dalam pertunjukan Tarian Tarek Pukat ini biasanya merupakan busana tradisional. Para penari biasanya menggunakan pakaian seperti baju lengan panjang, celana panjang dan kerudung pada bagian kepala. Selain itu penari juga menggunakan kain songket dan sabuk pada bagian pinggang dan hiasan kerudung sebagai pemanisnya.
Sekian pengenalan tentang “Tarian Tarek Pukat Tarian Tradisional Dari Aceh”. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan anda tentang kesenian tradisional di Indonesia.
YUK CINTAI DAN LESTARIANKAN KESENIAN TRADISIONAL DI INDONESIA!