Ponsel Pintar Sebagai Tantangan Ibadah Puasa

in #life6 years ago (edited)

Alhamdulillah, ramadhan sudah memasuki hari ke tiga belas. Hanya separuh bulan lagi, umat muslim yang menjalankannya akan meraih hari kemenangan. Agaknya, sudah bisa kita menanyakan pada diri kita sendiri untuk mengevaluasi pencapaian selama dua minggu ini. Sudah berapa juz-kah bacaan Alquran kita? Bagaimana ibadah sunnah kita? Adakah salat tarawih kita bolong-bolong?.

Menjalankan ibadah puasa ramadhan ini tentu saja ada tantangannya tersendiri. Selama sebulan penuh, umat muslim dituntut untuk tidak hanya menahan lapar dan haus, namun juga menahan hawa nafsu dari segala yang dapat membatalkan puasa atau mengurangi amalan-amalan ibadah. Umat muslim, tertuntut untuk meningkatkan kualitas amalannya pada bulan ini. Sebagai bulan yang penuh rahmat dan keberkatan.

Namun, apakah kita sudah mampu menjalankannya.

Mungkin tidak sulit untuk menahan haus dan lapar. Akan tetapi, khususnya di zaman kontemporer saat ini ada tantangan lainnya yang harus dihadapi umat muslim yang sedang berpuasa untuk mampu mengendalikan dirinya, yaitu tantangan untuk mengendalikan dirinya untuk tidak terlalu bergantung pada teknologi. Khususnya gawai yang kita miliki.

10516677_868983799825136_827914477194430539_n.jpg
sumber

Tidak dapat kita pungkiri, pada era modern saat ini teknologi sudah menjadi bagian dari kehidupan kita. Khususnya smart phone, yang merupakan jenis telpon pintar yang menawarkan berbagai aplikasi dan kemudahan bagi penggunanya.

Lewat ponsel canggih yang kita miliki saat ini, kita mampu mengakses dunia maya dengan leluasa, berselancar di berbagai sosial media, bermain games, belanja online, chatting, dsb. Aktivitas di dunia maya cukup menarik perhatian penggunanya, terlebih lagi ketika aktivitas tersebut dipermudah dengan adanya ponsel pintar yang setiap tahunnya semakin canggih.

Tidak bisa dipungkiri, ponsel pintar ini cukup melenakan penggunanya. Sehingga lupa dengan aktivitas lainnya di dunia nyata, khususnya aktivitas meningkatkan kualitas beribadah di bulan Ramadhan ini.

Sadar atau tidak, kita saat ini sangat bergantung pada teknologi ponsel pintar ini. Terutama untuk mengakses dunia maya. Sehingga bagi saya, ponsel pintar yang kita miliki dapat menjadi salah satu tantangan berat bagi kita untuk menjaga ibadah puasa ramadhan. Di dalam sudut pandang konsep determinisme tekonologi, eksistensi manusia sangat ditentukan oleh perubahan mode komunikasi.

Mau ngaji, lirik ponsel dulu. Mau tarawih, foto, lalu upload ke Facebook dulu. Mau sahur atau berbuka, lapor ke instagram dulu. Belum beli baju baru, juga ngadu ke Twitter. Eh, udah khatam berkali-kali pun, naik ke status. Sekarang apapun, laporannya ke ponsel, ke sosial media. Terlepas, itu benar atau tidak dijalaninya.

Sebuah kegalauan yang timbul beriringan dengan perkembangan teknologi komunikasi adalah bahwa kita justru semakin didominasi oleh teknologi komunikasi yang kita ciptakan sendiri. Kita tidak lagi mengontrol teknologi komunikasi itu, namun justru sebaliknya kitalah yang dikontrol oleh teknologi.

Ini tentu saja menggambarkan bagaimana perkembangan teknologi berpengaruh terhadap perubahan pola budaya masyarakatnya.

Jujur, secara pribadi saya masih teringat ketika dulu ponsel belum canggih-canggih amat, agaknya cobaan untuk beribadah tidak seberat yang saya jalani saat ini. Ponsel tidak menjadi hal yang begitu penting, sehingga saya abai begitu saja.

Sejalan dengan perkembangan teknologi ponsel, pola menjalankan Ramadhan pun berbeda. Seakan-akan ada tuntutan untuk berbagi waktu untuk meluangkan waktu beribadah, dengan bermain-main bersama ponsel yang ntah apa yang saya lakukan dengannya. Ponsel seakan-akan menjadi benda wajib untuk disentuh dan diperhatikan, agar hidup benar-benar nyata. Masya Allah!.

Sehingga saya semakin yakin, bahwasanya saat ini teknologi adalah benar-benar suatu hal yang mampu "melalaikan" umat manusia, terutama jika tidak mampu digunakan dengan bijaksana.

“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS. Ar Ruum: 7).

Kehidupan dunia, berikut dengan berbagai kemewahan dan kecanggihan yang ditampilkannya adalah hal hampir selalu dipedulikan oleh kita manusia. Tapi berbicara tentang urusan akhirat, kita cenderung mengabaikannya.

Sort:  

Heee... Saya ngaku kak. 😂😂😂

Ngaku apa nih? Keasikan sama HP ya? Hayo, dah berapa x khatamnya? Tarawih bolong2 ga?
😆😆

Ah numpang ngintip dikit...
Nya 👍👍 buk dosen😄

Hehehe. Sering-sering aja ngintip ya bang. :D

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by putrimaulina90 from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 56775.06
ETH 2345.64
USDT 1.00
SBD 2.36