You are viewing a single comment's thread from:
RE: Perjuangan Nelayan Aceh dan Kisah Setelah Tsunami | Aceh Fisherman Struggle and the Story After Tsunami | Bahasa |
Saya punya pengalaman pahit sekali soal bantuan pada nelayan pasca tsunami. Pada waktu itu ada bbrp negara yang mau memberikan bantuan kapal nelayan yang boleh dibilang sudah jauh lebih canggih dan standard internasional, tapi ditolak dong. Entah kenapa maunya dibantu duitnya saja, sementara banyak yang tak mau kapal ditukar duit, karena takut dikorupsi. Jadi kesal sendiri.
Ini ada kaitannya dengan respon saya terhadap komentar @khaimi di atas, Sista @mariska.lubis. Kemiskinan yang menghimpit nelayan bukan hanya karena faktor infrastruktur, tetapi juga gaya dan sikap hidup. Kejadian serupa pernah dialami para penerima bantuan sapi. Sapi itu seharusnya dipelihara dan diternak karena bantuan bersifat bergulir. Sebulan setelah diterima, sapinya langsung dijual.
Banyak sekali pengalaman pahit selama penanganan pasca Tsunami. Saat menjadi konselor di tiga daerah tsunami, secara langsung saya ketahui bahwa fakta seperti yang mbak @mariska.lubis benar terjadi, namun persoalan utama saat mereka menerima bantuan canggih dan standar tinggi, harusnya dikaji dulu oleh pemerintah. Bagaimanapun proses kaji tepat sasaran dan bermanfaat dikedepankan oleh pemerintah saat itu, toh sifat bantuan itu bisa ditunda. Tingkat SDM Nelayan pasca tsunami makin rendah, akibat Nelayan2 handal dan Pengusaha Laut banyak yang jadi korban.