RE: Perjuangan Nelayan Aceh dan Kisah Setelah Tsunami | Aceh Fisherman Struggle and the Story After Tsunami | Bahasa |
Hal yang sama pernah saya alami ketika menjadi fasilitator dan konselor di Aceh Jaya tahun 2005. Banyak sekali bantuan untuk nelayan, namun pengkajian bantuan tersebut baru dilakukan setelah barang dan peralatan tersebut tiba. Hasilnya bisa ditebak, banyak tidak sesuai spek karena masyarakat tidak bisa menggunakan. Contohnya ketika diberikan bantuan mesin boat untuk Nelayan. Kapasitas mesin yang datang sangat besar, sedang kapal yang tersedia berukuran kecil. Masyarakat Nelayan harus mengeluarkan biaya operasional yang tinggi untuk melaut, sedang hasil tangkapan termasuk kecil. Setelah mesin dikembalikan, justru sampai sekarang mesin itu tak pernah kembali lagi. Kata Darurat dijadikan tameng dan penyelemat.
Terimakasih diberi kesempatannya membaca tulisan bang @ayijufridar ini. Sangat bermanfaat
Ada sebuah penelitian tentang peningkatan kesejahteraan nelayan di Lhokseumawe, beberapa tahun lalu. Masalahnya ternyata bukan saja penguasaan teknologi, bukan semata modal, atau semacamnya. Masalah gaya hidup juga ikut memengarugi tingkat kesejahteraan. Ada nelayan yang tidak memiliki mimpi untuk menjadi sejahtera. Mereka hanya sekadar menjalani kehidupan, tanpa motivasi. Uang ada, tetapi kemudian digunakan bukan untuk peningkatan kesejahteraan, bahkan sebaliknya.