Iya bu, setidaknya generasi sekarang perlu percaya diri dengan kearifan lokal yang sudah ada. Tidak perlu adopsi berlebihan atas hal-hal yang datangnya dari luar. Perlu kesadaran untuk memahami dan mengkaji hal-hal impor (kesehatan,budaya, teknologi, sistem pendidikan) apakah itu baik ketika diterapkan di negeri sendiri. Kita cenderung mengadopsi mentah-mentah tanpa pertimbangan jangka panjang. Kita dihantui takut ketinggalan dan malu kalau tidak mengadopsinya (untuk teknologi gk apa lah) terutama aspek budaya, trend, sistem pendidikan, dan kesehatan. Mereka (luar) gencar melakukan propaganda berbagai bidang ke kita, mungkin mereka menganggap kita konsumen yang potensial dan itu bonus bagi mereka saat kita menggubrisnya, tapi sesungguhnya tujuan utama mereka adalah berharap jati diri bangsa kita lepas dari kita dengan begitu mereka efektif mengendalikan kita dan sekarang sudah mulai terasa. Maaf bu, komennya banyak, jadinya kayak esai kalau diteruskan.
Iya bu, setidaknya generasi sekarang perlu percaya diri dengan kearifan lokal yang sudah ada. Tidak perlu adopsi berlebihan atas hal-hal yang datangnya dari luar. Perlu kesadaran untuk memahami dan mengkaji hal-hal impor (kesehatan,budaya, teknologi, sistem pendidikan) apakah itu baik ketika diterapkan di negeri sendiri. Kita cenderung mengadopsi mentah-mentah tanpa pertimbangan jangka panjang. Kita dihantui takut ketinggalan dan malu kalau tidak mengadopsinya (untuk teknologi gk apa lah) terutama aspek budaya, trend, sistem pendidikan, dan kesehatan. Mereka (luar) gencar melakukan propaganda berbagai bidang ke kita, mungkin mereka menganggap kita konsumen yang potensial dan itu bonus bagi mereka saat kita menggubrisnya, tapi sesungguhnya tujuan utama mereka adalah berharap jati diri bangsa kita lepas dari kita dengan begitu mereka efektif mengendalikan kita dan sekarang sudah mulai terasa. Maaf bu, komennya banyak, jadinya kayak esai kalau diteruskan.