BENGKEL YANG BELUM TERWUJUD

Ketika saya masih sekolah di STM Langsa, cita-cita saya ingin menjadi montir di sebuah bengkel dan paling tinggi punya sebuah bengkel setelah tamat sekolah. Cita-cita ini dilandasi oleh jurusan yang saya pilih, yaitu; Mekanik Otomotif (MO). Selama sekolah di STM, daya mendapat kesempatan dua kali Praktek Kerja Lapangan (PKL). Pertama di PT. Gunung Raya Timber Industri (Gruti) di daerah Alur Dua, Langsa. Saya ditempatkan di Bengkel Mobil dengan jenis mesin menggunakan bahan bakar solar. Disini saya belajar tentang bagaimana sistem kerja mesin dengan bahan bakar solar, tentang nozzle dan sistem pembakaran. Saya juga diberi pengetahuan tentang bagaimana mengoperasi alat berat seperti loader cat.
Setelah di PT. GRUTI, saya berkesempatan untuk kembali PKL di perusahan termegah di Aceh, yaitu; PT. ARUN NGL. co. Perusahaan kilang minyak yang berlokasi di Lhokseumawe, Aceh-Utara. Saya berkesempatan belajar dan praktek di bengkel mesin bensin. Saya belajar mengenal sistem kerja mesin 4 tak berbahan bakar bensin. Sistem kerja yang berbeda dari bengkel biasa menempa saya dalam waktu 3 bulan mampu menguasai 75% sistem kerja mesin 4 tak dengan bahan bakar bensin. Bekal itulah yang akhirnya mampu mengantarkan saya sampai tingkat provinsi Aceh dalam Lomba Keterampilan Siswa (LKS).

Latar belakang lembaga pendidikan dan pencapaian ini membangun mimpi saya tentang sebuah bengkel. Tempat dimana seorang montir berkarya pada mesin atau kenderaan bermotor. Ada kebahagiaan saat mampu memperbaiki sebuah mesin yang rusak atau menambah kemampuan mesin.
Sampai hari ini bengkel itu masih mimpi, karena selepas sekolah menengah saya terdampar di lembaga pendidikan seni hingga sekarang. Menjadi seniman bukanlah cita-cita saya sejak kecil, apalagi cita-cita orang tua. Sampai sekarang, jarang ada orang tua yang punya cita-cita anaknya seniman apalagi mendukung anaknya jadi seniman, kuliah di seni aja jarang ada yang dukung.

saya sedang bingung antara bengkel atawa sanggar, karena sekarang cita-cita saya ingin jadi Profesor, kalau pun kelak jadi Presiden, itulah kemampuan saya :-)