Tadarrus Steemit Seusai Tarawih Sambil Mencicipi Kanji
Seusai tarawih, hampir semua warung kopi di Banda, lebih-lebih yang berdekatan dengan masjid, dipenuhi para jamaah. Bahkan, beberapa warung kopi yang tampak tertutup dari luar, sebenarnya sedang menyembunyikan fakta yang mencengangkan: jumlah pengunjungnya lebih banyak dari jamaah sebuah masjid kecamatan. Cara paling efektif membuktikan 'asumsi' ini adalah, cobalah untuk masuk ke warkop yang tampak tertutup itu melalui pintu yang dibuka sedikit, dan seketika kepulan asap rokok menyeruak ke luar.
Kalau ditaksir, jumlah pengunjung seusai tarawih itu mengalahkan hari-hari biasa. Dan, ketika para jamaah ini berkumpul, mereka bicara banyak hal: dari isu remeh-temeh hingga obrolan yang bahkan politisi senior sekali pun alpa memikirkannya. Biasanya, bahan obrolan yang diomongkan tidak jauh-jauh dari apa yang mereka geluti selama ini. Salah satunya komunitas steemian, yang tak habis-habisnya mengupas samudera Steemit.
Seusai tarawih, aku bergegas ke Solong Premium di bilangan Beurawe, Banda Aceh. Di sana, sejumlah steemian sudah memenuhi meja yang di atasnya beberapa gelas kopi sudah kosong. Aku lihat ada @abuarkan yang duduk bersebelahan dengan @alfian.husen dan @ucokparta yang mengambil posisi paling sudut. Di hadapan mereka, tampak @abulaot yang diapit oleh @abdoelhamid. Tak semua dari mereka adalah steemian aktif. Beberapa di antaranya, karena kesibukan atau karena menganggap aktif di steemit sia-sia belaka, terpaksa membiarkan akun steemit-nya berjelabah.
Aku bergabung dengan mereka, dan seperti lazimnya orang yang datang belakangan, kita harus menyalami mereka satu persatu, lebih sebagai simbol basa-basi belaka. Karena jumlah kursi yang tidak cukup (sama seperti kursi yang tahun depan diperebutkan oleh politisi), pelayan mengambil kursi dari meja di sebelahnya. Aku memilih duduk di dekat @abulaot lebih karena di sisi kirinya masih tersedia ruang kosong.
Seperti pernah aku singgung pada posting sebelumnya, Solprem termasuk warung kopi elit di Banda Aceh dilihat dari beragam latar belakang pengunjungnya. Aku bahkan sampai pada satu kesimpulan, Solprem berada di depan dalam hal sebagai produsen gosip dan tempat paling tepat untuk update fitnah paling bernas sejauh ini. Media gosip murahan sekali pun bahkan tak mampu menandingi kecepatan Solprem dalam bidang satu ini.
Selama bulan puasa, aku belum pernah sekali pun datang ke Solprem. Namun, malam ini, aku khusus datang ke Solprem karena @abulaot ingin merasakan bubur kanji yang aku jual di bilangan Lampaseh Kota. "Sang paih munyoe ditem ba kanji dek barak," tulis @abulaot yang di kalangan parte meh itam Solprem lebih familiar disapa Pak Kadeh.
"Kanji si barak yue bungkoh pak kadeh," sambung Wak Joy, koki dadakan tiap acara #saveitek atau #savekameng.
Aku awalnya menganggap permintaan itu hanya basa-basi belaka, yang membuatku berpikir mustahil memenuhi keinginan itu seusai tarawih. Soalnya, kami berjualan seusai Asar, dan tak bisa kujamin kanjinya tersedia. Beda soal jika permintaan itu dimaksudkan untuk buka puasa. Namun, aku bilang pada istri agar menyisakan empat bungkus kanji. "Keinginan seseorang itu harus kita penuhi," begitu kataku dalam hati. Alhasil, istriku memilih gulung lapak lebih cepat dari biasanya, dan beberapa pembeli terakhir tak lagi dilayaninya.
Selama Ramadan ini, hanya dua hari saja kanji kami yang tidak laku habis, karena hujan turun pada jam-jam yang biasanya ramai pembeli. Sementara di hari lain, kanji yang kami jual lebih cepat habis dari penjual lain yang lapaknya berjarak puluhan meter dari lokasi kami berjualan. Kami menyebut ini berkah ramadan, dan para pelanggan sudah menandai lokasi lapak dan juga citarasa kanji khas Pidie yang kami jual. Dari sini aku tahu satu hal, bahwa lokasi selalu menjadi faktor penting dalam berbisnis kuliner. Karena lokasi yang tidak strategis, lapak bubur kanji kami di Neusu terpaksa kami tutup. Bisa jadi karena pelanggan belum menandai lokasi ini, karena baru ramadan ini kami mulai berjualan di sana.
Aku cukup puas ketika para steemian ini mengatakan bahwa bubur kanji kami cocok dengan lidah mereka. "Rasanya lebih enak dari kanji yang dimasak bunda di rumah," kata @abulaot merujuk pada kanji yang dimasak istrinya. Tiga bungkus kanji rumbi ludes seketika. Penjual mana pun pastilah berbohong jika mengatakan tidak senang dengan apa yang disaksikannya ini.
Selanjutnya, obrolan berlanjut dan melompat dari satu topik ke topik lain, lalu tiba-tiba kembali lagi ke topik semula. Bahkan soal steemit mendapat porsi sedikit lebih besar dari tema lain. Steemian @abuarkan bahkan memprovokasi steemian vakum agar kembali aktif. Penulis dan wartawan kawakan namun di steemit harus pasrah menjadi steemian pemula @cekbulq dipaksanya agar terus memproduksi konten, biar akun steemitnya tidak berjelabah.
Seperti kalian tahu, steemit memang bukan skema cepat kaya. Tapi, bukan mustahul melalui steemit kita bisa mendapatkan banyak reward dan laba. Reward atau laba itu jangan melulu dikalkulasikan dalam bentuk materi. Sebab, jika itu yang difokuskan, kalian bakal lebih cepat kecewa di media sosial berbasis blockchain ini. Seperti pernah (bahkan sering) aku sampaikan, kehadiran kita di steemit haruslah memberi warna bagi platform ini. Syukur-syukur jika kita mampu meninggalkan legacy yang akan diingat steemian lain sepanjang masa (selama platform ini tersedia).
Beginilah ceritaku malam ini. Bagi yang ingin mencicipi bagaimana citarasa Bubur Kanji Khas Pidie, lapak kami di Lampaseh Kota buka tiap hari selepas Asar. Harganya tidak sampai 1 SBD. Hehehe.
Memang gawat cara tadarrus zaman now. Saleum keu bandum awak jameun tgk taufik. Abu simpang 5 lon perhatikan sangat bersemangat.
Abu simpang limong ka payah menyerah jinoe
Hwhehehehehe.. Laris manis usahanya bg.. Pertemuan hebat antara para senior untuk saling provokasi agar aktif di platform steemit.
bos MaTA nyan ka ge-ge laju beu geutem tuleh siuroe saboh haha
kanji droneh na pakek udeung, lon galak that kanji, kanji di SPBU baro di sigli, buleun puasa ka hana geumeukat, padahal mangat chit.
Beutoi, na tapakek udueng tapi meukleh. Bah merata meurumpok haha
Hahahahaha.. Ya ya ya bg
Aku memilih duduk di dekat @abulaot
Peudahai meunyoe koen di sampeng get nyan Pulang Peng
Kebetulan di samping @abulaot mantong kosong haha
Hahaha. Keknya kalau steemian bayarnya bisa melalui transfer SBD. Semoga laris terus dagangannya, Bang 😁
Steemian bisa membayar dengan SBD kwkwkw
Wah Mangat that bang ngumpul sambil mencicipi kupi 😄
Aseuli...pue lom poh cakra meuapui-apui
Wkwkwkwk ..👍👍😄
Asyik juga nih dijadikan tag khusus #tadarusteem
Ayo, bikin postingan tadarus ramadan..
Siiiiaaapp
Nyo tulisan wajeb ta baca dari sang master kepernulisan aceh. Puelom getuleh masalah tadarrus ngon perte abu-abu: @abulaot @abuarkan . luar biasa juga narasinya @acehpungo
Pane na master roh, dalam hal kepenulisan droeneuh guree lon. Ureueng nyoe hebat 2 that ka bak Steemit
Sep palo hana sisa ban trok lon, harus tajak u tempat langsong sang...
Ka geupeu-abeh le wak Joy...sampe ata Tgk Ronald abeh geutampoe
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by acehpungo from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.