You are viewing a single comment's thread from:
RE: Meraih Maju dengan Konflik, Merenungi Takdir Jalan Aceh
Jika konflik adalah jubah kebesaran orang Aceh, jika konflik adalah sedekat urat leher kita, maka tiada cara untuk mengentaskannya. Melawan arus dan secara membabi buta melawannya, adalah pengurasan energi yang sia sia.
Jadi harus bagaimana? Belajar bersahabat dengan konflik, sembari mempelajari cara lembut menari dengannya, hingga pada saatnya, celah ditemukan dan konflik diurai?
Let's dance in the rain, kata orang sana, Bang.