KOHATI RAHIM PERADABAN
Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah, kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik, (Q.S. Al-Mukminun:12-14).
Seiring dengan maraknya kasus kesetaraan Gender Negara Indonesia banyak mencetak perempuan-perempuan hebat. Karena salah satu sendi utama demokrasi adalah kesetaraan Gender karena memberikan peluang dalam mengakses kaum perempuan dalam memasuki setiap elemen Negara. Gagalnya dalam mencapai cita-cita demokrasi , sering kali dipicu oleh ketidaksetaraan dan keadilan Gender.
Memajukan perekonomian suatu Negara tidak lepas dari peranan kaum perempuan. Dalam mencetak generasi muda aset masa depan bangsa tidak lepas dari bantuan para kaum hawa yang sangat berperan penting dalam mendidik anak menjadi aset suatu investasi dari suatu Bangsa itu sendiri, meski sesibuk apapun itu perempuan sangat besar peranannya untuk ambil alih dalam mendidik anak yang memiliki sifat jujur , baik, cerdas soleh dan soleha. Namun walau demikian masih banyak ibu-ibu zaman sekarang yang tak menyadari akan kewajibannya dalam memperhatikan pendidikan buah hatinya baik dari segi akhlak, moral, Ilmu pengetahuan sosial dan sebagainya. Ada yang sibuk menjalani karirnya sehingga lupa memenuhi kewajibannya dalam rumah tangga dan ada pula yang hanya berdiam diri di rumah namun tak tau apa yang seharusnya ia lakukan dalam memenuhi kewajibannya. Ini semua disebabkan masyarakat sudah terkungkungi oleh doktrin kuno dari zamannya Ibu Kartini yang masih saja dianut hingga dewasa ini , yaitu “ ibu rumah tangga hanya untuk ngurusin kasur , dapur , dan sumur saja”.
Kohati sebagai rahim peradaban diharafkan mampu memaknai peran strategis tersebut, maka HMI-Wati dituntut untuk menguasai ilmu agama, IPTEK serta keterampilan yang tinggi dengan senantiasa menyadari fitrahnya.
Perempuan sebagai salah satu elemen masyarakat harus memainkan peran strategis dalam mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Sebagai salah satu strategi perjuangan dalam mewujudkan mission HMI, diperlukan sebuah wadah yang menghimpun segenap potensi dalam wacana keperempuanan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut.
Sesungguhnya agama Islam adalah ajaran yang hak dan sempurna yang diridhoi oleh Allah SWT untuk mengatur kehidupan umat manusia sesuai fitrahnya sebagai khalifah di muka bumi niscaya kewajiban mengabdikan diri semata-mata kehadirat-Nya.
Di sisi Allah SWT, manusia baik laki-laki maupun perempuan mempunyai derajat yang sama, yang membedakan hanyalah ketakwaannya, yakni sejauhmana istiqamah mengimani dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
“Perempuan adalah tiang negara, bila kaum perempuannya baik (berahlak karimah) maka negaranya baik dan bila perempuannya rusak (amoral) maka rusaklah negara itu (Sya’ir Arab)”.
Dalam rangka memaknai peran strategis tersebut, maka HMI-Wati dituntut untuk menguasai ilmu agama, IPTEK serta keterampilan yang tinggi dengan senantiasa menyadari fitrahnya sebagai rahim peradaban. Karena wajib bagi seorang ibu untuk menjadi guru madrasah rumah tangga dalam mengayomi anak-anaknya dan kaum perempuan harus menyadari bahwa tugas dan tanggung jawabnya dalam rumah tangga itu lebih utama dari pada yang lainnya. Menjadi seorang istri dan ibu adalah tugas dan tanggung jawab yang gak mudah. Wahai kaum perempuan anak-anak mu kelak berhak lahir dari rahim ibu yang cerdas dan shaliha.
Dan KOHATI diharafkan mampu menjadi rahim peradaban yang muslimah berkualitas insan cita sebagaimana tertuang dalam tujuan kohati pasal 3.
Dan perannya juga sudah sangat selaras dengan harapan ummat dan bangsa.“KOHATI berperan sebagai Pembina dan Pendidik HMI-Wati untuk menegakkan dan mengembangkan nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan”. Dan arah pembinaan KOHATI berbunyi ”Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernapaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang di ridhoi allah swt (termaktub dalam pasal 4 AD HMI) merupakan Arah pola pembinaan kohati. Arah pembinaan Kohati merupakan petunjuk hendak kemana pembinaan Kohati ditujukan. Kohati sebagai bagian integral dari hmi tentunya turut melakukan proses perkaderan sebagai wujud terhadap kader hmi wati. Wujud nyata pola pembinaan yang dilakukan sebagaimana termaktub pada pasal 4 AD HMI beserta tafsir penjelasannya, yaitu upaya meningkatkan kualitas dan peran HMI-Wati sebagai anak, istri, ibu dan anggota masyarakat yang profesional adalah persiapan mencapai tujuan HMI dalam jangka panjang seperti tertera pada analisis tujuan Kohati.
Jadi untuk menerapkan konsep pembangunan peradaban ummat dan bangsa secara persepsi Islam berikut adalah kiat-kiat yang harus diasah dari seorang perempuan itu sendiri, yaitu sebagai berikut :
Dalam hidup ini sebagaimana laki-laki , wanita dituntut untuk mandiri jadi sosok yang produktif, artinya ia dituntut untuk memilki aktivitas-aktivitas yang mendatangkan manfaat, baik untuk dunianya maupun akhiratnya. Salah satunya adalah anjuran untuk bekerja dan memenuhi kebutuhannya. Sebab hal itu lebih baik dari pada ia mengandalkan pemberian atau nafkah dari orang lain.
Wanita harus pandai dan berwawasan luas. Dengan ilmunya ia lebih mudah menjadi wanita yang saleha, memberikan kontribusi, berperan aktif dalam keluarga dan mendidik anak-anaknya menjadi generasi yang bermanfaat bagi umat. “Barang siapa menginginkan kebahagiaan dunia dan akhirat , ia harus mencapainya dengan ilmu”.
Mengikuti lembaga diskusi Mencari ilmu baik yang berdimensi duniawi maupun ukhrawi tidak harus dengan cara formal , bisa juga dengan cara informal. Misalnya dengan mendatangi berbagai kegiatan yang bermanfaat seperti majelis, bergabung dengan komunitas/organisasi, dan lain-lain.
Eksis ikut ambil bagian dalam merancang suatu target baru pembangunan, yang digerakkankan oleh suatu tata kelola pemerintah yang baik dan adil gender . Kaum perempuan dapat mendorong berkembangnya pandangan baru dan ukuran baru , sehingga kiprah kaum perempuan tetap dilihat dalam kaca mata perempuan dan bukan kaca mata yang bias gender.
Ketika diri sudah diasah sebaik mungkin harus berani dan percaya diri ikut terlibat dalam proses politik,sosial maupun hukum yang dapat berimplikasi pada kehidupan publik. Dalam hal ini kaum perempuan sudah saatnya membangun keberanian untuk memasuki ranah pendidikan, kesehatan,politik, sosial, hukum maupun keparlemen atau berjuang melalui posisi kepala Negara.
Dari kiat-kiat diatas perempuan itu sangat diharapkan keikut sertaannya dalam proses pembangunan peradaban suatu Negara. Karena dalam perspektif Islam teori pembangunan Islam itu mencakup makna yang sangat luas , bukan hanya dari lini ekonomi saja tapi sosial, ekonomi, hukum juga dituntut demi tercapainya kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa dan yang terpenting adalah membangun peradaban mulai dari rumah tangga sendiri yaitu perempuan harus mampu menjadi ibu rumah tangga yang baik guru madrasah bagi anak-anak dalam upaya mencetak generasi yang diharafkan ummat dan bangsa. Dan banyak perempuan-perempuan hebat yang mampu mengimbangi antara kehidupan rumah tangga dan karirnya dengan baik tanpa melalaikan tugasnya sebagai ibu bagi anak-anaknya dan istri bagi suaminya. Sebut saja contohnya dari zamannya Rasulullah yang terlahir sosok perempuan-perempuan hebat seperti khadijah yang mampu menguasai perdagangan sehingga dijuluki janda kaya raya pada masa itu dan juga siti khadijah menyumbangkan hartanya untuk rasululloh berdakwah dan berperang melawan orang-orang fasik pada masa itu, ada juga sosok perempuan yang tangguh melindungi Rasullulloh SAW dalam perang uhud dialah sosok Nusaibah binti Ka’ab Al-Anshariyah yang dijuluki ummu umarah yang artinya singa merahdab beliau disebut-sebut sebagai Srikandi prisai Rasululloh. Jadi bersiaplah untuk membuka lembaran emas sejarah para mukminah perkasa, cerdas, saleha, santun akhlaknya dan tentunya berhati mulia.
Jadi saya dapat mengambil kesimpulan bahwa perempuan adalah sosok yang tangguh, perempuan sangat berperan penting dalam kehidupan baik dalam rumah tangga , masyarakat, maupun Negara. Dan bagi saya perjuangan perempuan tidak dapat dinilai dengan apapun terutama perjuangan ibu saya. Peranan mereka yang sangat luar biasa dalam rumah tangga mampu membagi waktu antara karir dan kewajibannya sebagai status seorang ibu, merekalah guru terbaik sepanjang masa kita karena sejak kecil ia menjadi guru madrasah dalam rumah tangganya, mereka berjuang dengan semangat yang tinggi dalam mendidik anaknya menjadi aset investasi pertahanan dan kemajuan Negara. Dan orang berkata dibalik lelaki yang sukses ada sosok perempuan yang hebat begitu juga sebaliknya bagi saya. Oleh karena itu perempuan tidak boleh merasa lemah dan minder tidak pantas menjadi pentolan kemajuan Negara. Negara membutuhkan lahirnya sosok perempuan-perempuan tangguh untuk menjadi benteng kemajuan NKRI. Dan perempuan memiliki kelebihan dalam berbagai hal yang tidak bisa dimilki kaum laki-laki. Karena KOHATI adalah rahim peradaban harapan ummat dan bangsa.
Akhir kata Nikahilah KOHATI mu maka sempurnalah HMI mu
Penulis
Nur Sajidah
Kader HMI CABANG MEDAN
KOMISARIAT FEBI UINSU