AIR MATA BIDADARI
Ya Rahman, ya Rahim
Aku memang petualangan cinta, aku masih mencari dan belajar memaknai cinta.
Sebagian besar cintaku, kugadaikan pada yang lain namun,
Dengan keangungan cinta-Mu, bukankah Engkau tidak pernah cemburu
Terima puing-puing cintaku, balaslah cintaku dengan mahabbah-Mu
Ya Arham al-Rahimin
Dihadapan-Mu kupejamkan mata batinku, tuk menahan rasa malu
Nuraniku bertanya kado apa yang dapat memikat-Mu,
Hanyalah risalah cinta ini yang dapat kupersembahkan
Semoga Engkau berkenan menerimanya,. Amiin
Cinta menurutku terlalu rumit untuk didefinisikan, terlalu luas untuk dibatasi, dan terlalu
Sensitive untuk diabaikan, karena fitrahnya setiap manusia akan merasakan cinta. Baik itu
Cinta kepada orang tua, cinta kepada Allah maupun cinta kepada lawan jenis. Di usiaku
Yang sudah tidak lagi remaja dan siap untuk menikah ini, aku belum merasakan apa yang
Disebut itu cinta.
Selama ini cintaku berlambung pada Illahi Rabbi dan kedua orang tuaku.
Aku percaya bahwa jodoh akan saling menemukan. Dari kejadian yang luar biasa sampai kejadian Yang sederhana .
Aku begitu menganggumi kisa seorang pemuda dan Buah Apel, kisah itu
Sangat menggugah jiwa, begitu pula menghidupkan impianku yang sempat mati,. Begitu
Sederhananya Tsabit bin Zutho bertemu dengan tulang rusuknya hanya karena tindakan mulianya
Meminta izin memakai buah apel yang dia temukan di jalan.
Aku memiliki mimpi, jika suatu sat nanti akan dipertemukan dengan pelengkap jiwaku
dengan Cara yang sederhana.
Sesederhana Tsabit bin Zutho bertemu dengan bidadari dunia akhiratnya.
Terima Kasih
()