Cernak : Fahira Series #1
BERJILBAB ITU, WAJIB!
Di suatu siang yang panas. Tiga anak perempuan sedang berteduh di bawah pohon rindang di taman dekat sekolah mereka. Ketiga anak perempuan itu bernama Fahira, Mayra dan Arsila.
“Duh, panas banget, sih!” keluh Arsila sambil mengibas-ngibaskan tangannya dengan wajah merengut.
“Kayaknya mau hujan, deh,” tebak Mayra asal.
“Eh, jangan hujan. Nanti basah, sepatu aku nggak ada lagi,” ucap Arsila memprotes ucapan Mayra.
“Panas salah, hujan salah. Maunya apa, sih?” celetuk Fahira yang duduk santai bersandar pada batang pohon.
“Yang teduh-teduh aja gitu, nggak panas nggak hujan juga,” ujar Arsila.
“Banyak maunya,” seloroh Mayra sambil menjitak kepala Arsila pelan.
“Banyak ngeluh itu tandanya kamu kurang bersyukur,” sambung Fahira.
Tiba-tiba Arsila melepas jilbabnya dengan kesal. Membuat rambut acak-acakannya terlihat. Lalu mengibas-ngibaskannya agar menghasilkan angin yang dapat meredakan rasa panas. Tindakannya membuat dua orang kawannya melongo secara bersamaan.
“Kok, dilepas?” tanya Mayra heran.
“Panas tahu … pannaass!” ketus Arsila dengan mendelikkan matanya.
“Pernah dengar, 'Hai Asma, sesungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia akil baligh maka tidak ada yang layak terlihat kecuali ini'," ucap Fahira sambil menunjuk wajah dan telapak tangan. "Hadist riwayat Abu Daud dan Baihaqi,” lanjutnya.
“Kamu tahu apa maksudnya?” tanya Fahira pada Arsila yang disambut dengan gelengan kepala.
“Maksudnya, seorang wanita itu hendaknya menutup aurat dan hanya boleh memperlihatkan wajah juga telapak tangannya. Selain itu harus tertutup, tidak ada pengecualian!”
“Tapi, kan panas, Ra.” Arsila masih membuat alasan.
“Panas mana sama api neraka?” Fahira tersenyum sambil menaik turunkan alisnya.
“Ihhh, kok dibandingnya sama neraka, sih?” Arsila mulai takut dengan ucapan Fahira.
“Laah, emang urusannya surga dan neraka, kok!"
“Tapi, kan pake jilbab juga nggak menjamin masuk surga.” Arsila masih saja berkelit.
“Emang! Yang berjilbab aja belum tentu masuk surga, apalagi yang nggak pake jilbab.”
Arsila mulai berpikir kalau perkataan Fahira itu benar. Dengan menyesal dia memakai jilbabnya kembali. Dan berjanji di dalam hati kalau dia tidak akan melepas jilbab lagi di tempat umum.
==============================================================================
Sebenarnya cerita anak ini udah lama aku bikin. Tadinya mau bikin berseries, cuma nggak sempat. Banyak tulisan yang antre hehehe....
Oiya, teman-teman pembaca, aku minta saran dong buat cerita selanjutnya. Terima kasih ^^
Selamat menikmati tulisan abal-abal dariku. Saran dan kritik dari kalian sangat aku tunggu buat kemajuan kemampuanku menulis.
Salam Hangat
-Dy-