Tangisan Fata
Usai membeli motor baru secara chas Abi langsung rening dari sorum menuju rumah. Motor bebek berkelas itu sungguh nyaman dikendarai. Tiba di rumah Abi memarkirkan motor di halaman. Fata yang sedang bermain di teras langsung dipanggil oleh Abi. Sayang ke sini, pegang knalpot motor baru Abi ya. Nah letak tangan di bagian ini, perintah Abi pada Fata untuk memegang di bagian paling panas. Dengan polos bocah 3 tahun itu menyentuh knalpot super hot. Sentak saja Fata menangis keras. Tangannya yang halus terbakar. Dalam sekejap telapak tangan Fata kembung air. Umi yang sedang masak di dapur langsung lari ke halaman rumah. Wanita pujaan Abi itu langsung merangkul Fata yang menangis histeris. Abi hanya tersenyum sambil menatap Fata meraung kesakitin.
Fata kenapi bi?, tanya Umi lembut. Abi cuma senyum tipis. Fata terus menangis keras sambil menggerak-gerakkan tangan yang mulai bengkak. Sakit mi sakit, Fata mengeluh. Abi tadi suruh Fata pegang knalpot motor yang masih panas mendidih, jawab Abi sambil senyum santai. Reflek saja Umi langsung naik pitam dengan jawaban Abi. Sumpah serapah Umi menyergap Abi. Pipinya yang putih halus sekejap memerah. Mata beningnya mengeluarkan butiran-butiran mutiara. Abi tetap berdiri tegap sambil jual senyum. Fata terus berteriak kesakitan. Perih mi tangan Fata, cetus Fata tak henti-henti merintih. Abi keterlaluan, ucap Umi matanya menatap suami yang dikenalnya sangat berpekerti luhur. Abi cuma diam terpaku sembari melebar senyum.
besambung, mls ngetik. Bahasa tak PUEBI.
Abu Teuming