Cakologi Yarmen Dinamika
Kali ini, saya hendak mengabarkan kembali kisah lawatan kami ke negeri Dek Mata Biru, dalam rangka launching FAMe Chapter Aceh Jaya. Seperti diketahui, rombongan yang dipimpin oleh Yarmen Dinamika terdiri dari empat anggota, Hayatullah Pasee, Zulfurqan, Teuku Zopan, dan saya (Abu Teuming). Sejujurnya, banyak cerita penting yang harus kami catatat dari sosok wartawan senior Serambi Indonesia. Maka kami akan menginformasikan perlahan-lahan.
Carita lain yang dapat saya petik dari sosok Yarmen Dinamika adalah keterlibatannya dalam pembangunan jalan lintas nasional, Banda Aceh-Meulaboh. Ia kisahkan. Pemerintah Amerika Serikat (AS) sangat berkeinginan menjadi negara paling dikenang oleh masyarakat Aceh. Melalui lembaga United States Agency for International Development (USAID) , Amerika mencari tahu perspektif masyarakat Aceh terhadap negara-negara di dunia.
Sebagai wartawan yang sudah mengabdi hampir 30 tahun, Yarmen Dinamika menjadi sasaran USAID untuk mendapatkan infomarmasi tersebut. Mereka menganggap jawaban Yarmen dapat membuat kebijakan positif untuk proyek USAID di Aceh pascatsunami.
Utusan Amerika bertanya pada Yarmen: negara mana yang paling berkesan di hati rakyat Aceh?
Yarmen sangat memahami kondisi sosial masyarakat Aceh hingga ke pelosok sekali pun. Ia menguraikan, Aceh itu sangat berkesan dengan Turki. Alasannya jelas. Hubungan Aceh dan Turki sudah terjalin ratusan tahun silam. Ketika tsunami meluluhlantaka Aceh, Turki menjadi negara paling depan guna membantu memulihkan kembali kondisi Aceh. Aceh juga sangat istimewa di negara mana pun. Terutama negara-negara timur tengah.
“Lalu apa yang bisa kami lakukan agar Aceh akan terkesan dengan Amerika?”
Yarmen berkata: kalau kalian ingin dikenang oleh rakyat Aceh, hal itu sebenarnya sangat mudah. Caranya bangun kembali jalan utama di Aceh. Setelah tsunami, jalan Aceh banyak yang putus. Rusak total. Kalau diserahkan pada pemerintah Indonesia, puluhan tahun pun takkan selesai”.
Pihak Amerika (USAID) merasa ini merupakan ide bagus. Amerika ingin memperbaiki citra diri pada masyarakat Aceh dan umat Islam dunia. Solusi Yarmen diterima. Akhirnya, Amerika memutuskan membantu Aceh untuk membangun kembali jalan lintas Banda Aceh-Meulaboh.
Tak hanya itu. Yarmen juga melobi Amerika dari segala lini. Termasuk pembangunan rumah pascatsunami. Yarmen membangun strategi negosiasi. Setelah musibah maha dahsyat itu banyak rakyat Aceh kehilangan rumah. Banyak mereka yang tinggal di tempat penampungan tak layak huni. Maka perlu dibangun rumah praktis dan ramah.
Yarmen menyarankan Amerika untuk membangun rumah masa tanggap. Dengan menggunakan bahan kayu/balok dan papan. Ia berharap, material bangunan rumah harus di datangkan dari luar negeri. Sebab kondisi Aceh pascatsunami tak bisa diharapkan. Laut Aceh rusak, hutan Aceh juga ikut rusak. Kalau hutan Aceh ditebang untuk membangun rumah korban tsunami, besar kemungkinan Aceh akan mengalami musibah lainnya. Untuk menghindari musibah akibat penebangan hutan, maka harus mendatangkan bahan kontruksi rumah dari luar negeri.
Lagi-lagi Amerika meyakini tawaran Yarmen. Ilmu cakologi Yarmen memang tak diragukan. Akhirnya Amerika setuju membangun rumah rakyat Aceh dengan bahan dari luar negeri. Kini rumah bantuan Amerika dikenal dengan sebutan rumah Silter atau bongkar pasang.
Memang material rumah cukup sederhana. Bisa didirikan dimana saja, dan dapat dibongkar jika sewaktu-waktu ingin dipindahkan. Bila diperhatikan, bentuk rumah tak jauh beda dari rumah Aceh tempo dulu. Bedanya, tiang penyangga/kerangka rumah bongkar pasang terbuat dari besi, juga atap menggunakan seng. Hanya dinding yang terbuat dari papan berkualitas.
Demikian peran Pak Yarmen Dinamika dalam mengisi pembangunan Aceh sesudah derita memilukan itu.
Abu Teuming. Penulis buku “Sepenggal Cerita di Lorong Pesantren”
perjuangan
ayoo semangat kita kumpulkan coin gratis
lanjut saudara
Semua masyarakat harus mendapatkan coin gratis