Perbedaan Mahasiswa Indonesia dan Mahasiswa Luar Negeri | The difference students Indonesia and students overseas
Beda negara beda pula budayanya, termasuk dengan budaya belajarnya. Artikel kali ini saya akan membahas mengenai perbedaan mahasiswa Indonesia dengan Mahasiswa Luar Negeri
- Budaya membaca, jauh panggang dari api!
Budaya membaca mahasiswa di Indonesia, jauh panggang dari api - Gimana mau matang. Mahasiswa di luar negeri rajin baca buku, bahkan rata-rata mahasiswa di luar negeri membaca 1-2 buku per minggunya.
Prinsipnya, kalau mau jadi sarjana harus baca ribuan buku. Well .. di Indonesia, kalau mau jadi sarjana gak perlu baca buku.
- Path, Instagram, Twitter? What kind of? Is it Food?
Mahasiswa di luar negeri sangat jarang yang tahu apa itu Path, Instagram, Twitter dan beberapa jajaran Social Media lainnya, yang hampir semua Mahasiswa di Indonesia merasa gak PD kalau gak punya.
Buat Mereka, terlalu membuang-buang waktu untuk mengetahui apa yang orang lain lakukan. Itu juga yang membuat mereka mempunyai lebih banyak waktu membaca buku atau berdiskusi mengenai aliran pemikiran mereka terkait dengan berbagai topik.
Hal ini lebih terkait ke budaya mereka, yang terkesan individual. Well.. ada plus minusnya juga.
- Kerja part time. Malu kah mereka?
Sebagian besar Mahasiswa Indonesia itu gengsinya segede gaban. Gak mau kerja ini, kerja itu. Maunya kerja yang ini, yang itu. Pilah pilih ini itu. Well, di luar negeri kebanyakan mahasiswa kerja part-time, dan gak pilah pilih, juga gak jadi penilaian dari mahasiswa lainnya mengenai pekerjaan orang lain.
Mulai pelayan restoran, kasir Dept Store, Pegawai pom bensin, penulis, banyaklah.. yang waktunya mereka bisa bagi dengan perkuliahan. Kerja gak membuat mereka geng si yang Guys, buat mereka lebih gensi itu kalau minta duit sama orang tua.
- Sebagian besar kampus di Luar Negeri, gak ada sistem absensi
Kebayang gak sih kalau di Indonesia gak pake sistem Absensi. Apa kelasnya masih penuh? Beberapa Kampus di luar negeri gak pake sistem absensi ya guys, ini karena Mahasiswa disana sudah sangat sadar mengenai pentingnya belajar.
Jadi gak ada absensi pun mereka tetap datang, Yap mereka tetap hadir mengikuti pembelajaran di kelas. Yang penting akumulasi tugas dan ujiannya bagus, itu udah bisa naik ke semester berikutnya. Gak da sangkut pautnya dengan kehadiran. Pola pikir dan kebiasaan yang benar-benar patut di contoh ya guys.
- Kemampuan nomor 1, penampilan nomor sekian.
Yang dimaksudkan disini mengenai prioritas keuangan mereka ya Guys,, kebanyakan dari mahasiswa luar negeri lebih mengutamakan prioritas pemanfaatan keuangan mereka untuk keperluan kuliah, nah setelah kebutuhan kuliah udah kelar semuanya, baru deh mikirin “hari ini shopping kemana ya ?”.
Kalau di compare dengan gaya hidup mahasiswa di Indonesia, sebagian besar (gak semuanya kok) lebih mengutamakan belanja keperluan ini itu, untuk sekedar memenuhi trend gaya hidup. Beli Handphone, ok !. Beli buku ? Mikir dulu kali ya
- Party at the time, Study in the moment.
Pada saat belajar, ya belajar. Pada saat party, ya party. Ini salah satu budaya Mahasiswa di beberapa Negara maju.
Mereka tetap party, tapi kuliah tetap masih jadi prioritas. Intinya, semua dilakukan pada waktu dan tempatnya. Bukan karena ngikutin gaya hidup, party sana sini, kuliah jadi keteteran.
- Tetap ke kampus, walaupun gak ada dosen.
Mahasiswa di luar negeri, mereka sangat concern dengan study mereka. Hal ini disebabkan oleh banyaknya tugas dan budaya belajar di perpustakaan serta persaingan yang sangat ketat. Oleh karena itu, walaupun gak ada jadwal kuliah mereka tetap datang ke kampus.
Kalau Mahasiswa di Negara kita gimana ? sebagian besar (sekali lagi, gak semuanya kok) ke kampus kalau ada jadwal kuliah, kalau gak ada ya gak juga.
Bagaimana? Sudah tahu kan sekarang perbedaanya, cukup mengejutkan ya. Silahkan Anda mengambil bagian positifnya dan membuang bagian negatifnya, semoga mahasiswa Indonesia menjadi lebih baik lagi ya.
Seputar Mahasiswa
(ENGLISH)
Different countries different also culture, including the culture of learning. This article I will discuss the difference Indonesian students with students overseas
- culture read, far roast of fire!
Culture read the students in Indonesia, far roast of fire - how to want to mature. Students abroad diligently read the book, even average student abroad reading 1-2 book per week.
Principle, if you want to be a bachelor must read thousands of books. Well .. in Indonesia, if you want to be a bachelor not need to read the book.
- Path, Instagram, Twitter? What kind of? Is it Food?
Students abroad very rarely know what the path, Instagram, Twitter and some of the ranks of social media other, almost all students in Indonesia are gak world war if not had.
Create them, too a waste of time to find out what other people do. It also makes them have more time to read a book or a discussion about the flow of thought they were related to the variety of topics.
It is more related to their culture, which was impressed individual. Well .. there is a plus minusnya as well.
- the working part time. Shame glue them?
Most of the students Indonesia the prestige segede gaban. Not want to work, the work that. Wants work this, which it. Sorting select this it. Well, overseas most students working part-time, and not sorting select, also not so assessment of the other students of the work of others.
Start waiters, cashier dept store, employees gas station, author, multiply .. the time they can for the class. Work not make them gang the the guys, make them more gensi it if you ask money same parents.
- the majority of campus abroad, not there attendance system
Imagine not the hell if in Indonesia not use attendance system. What class still full? Some campus abroad not use attendance system Yes guys, this is because the student there has been very conscious about the importance of learning.
So not there attendance was they still come, Yep they still present follow learning in class. An important the accumulation of duties and exam nice, it's already be up to next semester. Not goodbye relevance to the presence. Mindset and habits really worth in example Yes guys.
- the ability number 1, appearance number so.
Intended here on the priority of their financial Yes guys ,, most of the student overseas prioritize priority utilization of their money for the purposes of course, well after the needs of lecture already finished it all, new Deh think "today shopping where Yes?".
If in compare with the lifestyle students in Indonesia, most of the (not all Kok) prioritize shopping this purpose, it's just meet the trend lifestyle. Buy mobile, OK!. Buy the book? Thinking first time Yes
- Party at the time, Study in the moment
At the time to learn, Yes learning. When the party, Yes party. This one of the culture of students in some countries forward.
They remain party, but lecture still so priority. Bottom line, all done at the time and place. Not because ngikutin lifestyle, party there here, lecture so keteteran.
7.tetap to campus, although not there faculty.
Students abroad, they are very concerned with the study them. It is caused by the number of duties and culture study in the library as well as competition very tight. Therefore, though not there class schedules they still comes to campus.
If a student in our country how? most of the (again, not all Kok) to campus if there class schedules, if not there Yes not too.
How do? Already know now difference, surprisingly Yes. Please take a part of the positive and remove the negative, hopefully Indonesian students become better Yes.
About student
Mukmal i which language u wrote your letr i cant understand. ,,u flw me and upvt me i returned the same