DESTINASI WISATA ALAMI TINGKAT 7 CEURACEU KRUENG BATEE, ACEH BARAT DAYA
Kepenatan dan kejenuhan bekerja atau melakukan rutinitas lainnya membuat banyak orang memilih berlibur atau rekreasi untuk sekedar melepas kepenatan tersebut. Salah satu cara berlibur yang sering dipilih adalah dengan memilih wisata alami, karena nuansa keindahan alam yang dikunjung menjadikan sesuatu yang sangat menakjubkan. Terkadang mengajak keluarga, rekan kerja atau sahabat adalah pilihan yang sangat tepat untuk berlibur dan mengisi kebersamaan.
Aceh Barat Daya salah satu kabupaten yang terdapat di Lintas Barat Selatan provinsi Aceh memiliki beberapa destinasi wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Pucok Krueng Ie Dikila, Pantai Bali, Pantai Jilbab, Pantai Ujong Manggeng, Krueng Baru, Krueng Babahrot, Alue Sungai Pinang, Pantai Lama Muda, Teluk Surin dan banyak lainnya. Bahkan salah satunya yang paling terkenal adalah Pulau Gosong. Namun tulisan saya kali ini bukan membahas tentang tempat-tempat yang telah saya sebutkan diatas.
Ada satu lagi tempat wisata yang menurut saya sendiri adalah salah satu tempat yang wajib dikunjungi para penikmat wisata alam. Sering disebut dengan nama “Ceuraceu Krueng Batee” berada tepat di dalam pegunungan Desa Drien Beurumbang Kecamatan Kuala Batee. Sebenarnya dulunya Desa ini merupakan satu kesatuan dengan Desa Krueng Batee, namun sekarang telah dimekarkan dengan nama baru yaitu Desa Drien Beurumbang.
Tempat ini sebenarnya tidak terlalu jauh dari Pusat Kota Blangpidie, jika menggunakan sepeda motor hanya berjarak sekitar 6-7 Km dengan waktu tempuh 10-20 menit saja. Untuk perjalanan pertama yang ditempuh adalah perjalanan biasa menggunakan motor hanya sampai satu titik yang menjadi titik kumpul dan tempat parkir sepeda motor. Namun sebelumnya, kita harus melakukan koordinasi terlebih dahulu kepada pemuda desa setempat, tempat ini masih dalam pengelolaan masyarakat adat setempat.
Biasanya orang-orang ramai kesana pada hari Sabtu dan Minggu dan akomodasi yang diperlukan sebenarnya tidak terlalu mahal, karena kita hanya diwajibkan membayar biaya parkir yang dijaga oleh beberapa pemuda gampong sekitar Rp. 5000,-/sepeda motor. Selain itu sejauh ini belum ada retribusi khusus wisata yang harus dibayarkan, namun seharusnya hal ini menjadi perhatian pemerintah setempat agar dapat menambah Pendapatan Asli Daerah dari segi pariwisata.
Perjalanan kedua adalah perjalanan kaki yang dimulai dari titik kendaraan diparkir hingga ketempat tujuan. Selama perjalanan kita akan dihadapkan oleh berbagai hal, pada permulaan kita akan bertemu beberapa masyarakat mencari batu-batuan yang dikumpulkan untuk dijadikan material bangunan, setelah itu kita akan berjalan menghadapi hutan dan beberapa kebun masyarakat, karena memang jalan khusus menuju tujuan belum tersedia. Namun ada yang sedikit menyenangkan sebelum kita dapat menikmati keindahan sesungguhnya, karena selama perjalanan kita akan bertemu beberapa sungai kecil juga yang cocok dijadikan spot untuk berfoto ria.
Hawa pepohonan nan rimbun dan sejuk dapat menambah keseruan berpetualangan menuju destinasi wisata tersebut. Sebab objek yang dapat kita nikmati bukanlah satu saja, meski sedikit melelahkan sepertinya semua akan terbayarkan oleh keindahan alam yang natural. Meski dengan waktu tempuh yang sedikit lebih lama karena normalnya memerlukan waktu sekitar 1 jam 30 menit, dan rute naik turun yang sedikit melelahkan, nampaknya suara burung, riakan air pada bebatuan dan hijaunya perkebunan warga membuat kita tak tersadar bahwa telah sampai pada tujuan.
Tujuannya adalah Air terjun yang disebut “Ceuraceu” yang sebenarnya tanpa kita ketahui ia memiliki 7 tingkatan. Tingkatan-tingkatan itu sebenarnya telah kita temui satu persatu pada saat perjalanan yang ditandai dengan bentuk kolam kecil pada bagian bawahnya, urutannya pada saat mendaki kita akan menemui dari tingkatan terendah hingga yang tertinggi yaitu tingkat 7 yang menjadi tujuan banyak wisatawan. Setiap tingkatan memiliki keindahan tersendiri, konon katanya yang terindah berada pada tingkat tertinggi. Namun banyak orang yang tidak sampai pada tingkat itu, karena rute mendakinya sudah semakin berat untuk dilalui.
Tetapi, setiap tujuan yang dicapai para pengunjung selalu dinikmati baik dengan hanya bermandian disana, berfoto-foto, bahkan ada yang bakar-bakar ikan/ayam dan makan-makan. Keindahan alam yang hakiki, sebab hutan-hutannya masih terawat, indah dan masih kurang terekspos membuat tempat ini masih sangat alami. Air terjun yang terbentuk seolah bagai permadani tempat mandi putri raja menjadi daya tarik utamanya.
Barangkali Ceuraceu menjadi salah satu pertimbangan destinasi wisata para wisatawan luar saat ke Abdya. Karena selain ada Pulau Gosong, Abdya masih punya banyak sekali tempat wisata alam yang dapat dikunjungi dan harus masuk list wajib. Yang terpenting juga jangan lupa ajak saya.
Terima kasih untuk bang @bairuindra selaku Ketua KSI Chapter Barsela yang telah memberikan kesempatan kepada para steemian Barsela untuk mempromosikan Destinasi Wisata dari daerah masing-masing, karena hal-hal seperti ini harus terus kita lakukan untuk memajukan daerah. Kita bisa memulainya dari hal sekecil ini.
(Sumber)[Grup WhatsApp KSI Chapter Barsela]
Mantap bang. Semoga menang ya. Heee
Aamiin.. makasih bang @djamidjalal
Keren! 👍
Teurimong geunaseh kak.. @putrimaulina90 kakak punya lagii keren 😊👍
Terima kasih Bang Yeuk sudah ikut dalam Sayembara Menulis Destinasi Wisata Barsela, sukses terus karir menulisnya ya!
Terima kasih kembali bang @bairuindra atas kesempatan yang luar biasa ini.