Adanya Tempat Di atas 'Arsy

in #indonesia7 years ago

Bab ke-6
Penjelasan tidak tertegah secar syari'at dan secara akal bahwa di atas arsy terdapat tempat

Sebagian kaum mujassimah di masa sekarang (yaitu golongan wahhabiyyah) menyebarkan pemahaman menyesatkan dengan mengatakan bahwa di atas arsy tidak ada tempat. Mereka berkata bahwa tempat hanya ada di bawah arsy saja. Dalam mengelabui orang orang awam mereka berkata: "Allah berada di atas arsy, dan di atas arsy tidak ada tempat", kadang mereka juga berkata: "Allah berada di atas arsy tanpa tempat". Ini adalah perkataan yang tidak memiliki dalil sama sekali, karena tidak tertegah secara syariat dan secara akal bahwa di atas arsy terdapat tempat.

Dalil bahwa di atas arsy terdapat tempat adalah hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim dari sahabat abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda: -(berikut redaksi dalam shahih al-Bukhari)-
لما قضى اللّٰه الخلق كتب في كتابه فهو عنده فوق العرش: إن رحمتي غلبت غضبي
"ketika Allah menciptakan makhluk-Nya Ia menuliskan (ketetapan) dalam sebuah kitab yang kitab tersebut berada di atas arsy : "sesungguhnya rahmatku mengalahkan murkaku" "
Dalam riwayat lain dalam redaksi al-Bukhari:
وهو وضع عنده على العرش: إن رحمتي تغلب غضبي
Dan kitab tersebut diletakkan di atas arsy: "sesungguhnya eahmatku mengalahkan murkaku"

Al-Hafidl ibn hajar al-'Asqalani berkata:
وضع : بفتح فسكون ، أي موضوع ووقع كذلك في "الجمع" للحميدي بلفظ "موضوع" وهي رواية الإسماعيل
kata "wadh'un" dengan fath kemudian sukun, artinya "maudhu'un" (artinya diletakkan), hadits seperti ini juga ada dalam kitab "aljama'" karya al-Humaidi, yaitu dengan redaksi "maudhu'un" yaitu dalam riwayat al-Isma'il

Sementara dalam riwayat ibn Hibban dengan redaksi berikut:
وهو مرفوع فوق العرش
kitab tersebut terangkat di atas arsy

Dari sini kita katakan; seandainya di atas arsy tidak ada tempat maka tentu Rasulullah tidak akan mengatakan bahwa kitab tersebut berada dan ditempatkan di atas arsy.

Adapun takwil sebagian orang yang mengatakan bahwa kata "fawqa" dalam redaksi hadits di atas dalam pemahaman "duna" (artinya; di bawah) dengan alasan bahwa dalam bahasa arab penggunaan kata "fawqa" terkadang untuk memberikan pemahaman makna "duna"; maka pendapat menyesatkan ini tertolak dengan hadits riwayat ibn Hibban yang secara jelas menetapkan bahwa kitab tersebut benar benar di atas arsy, lihat redaksi berikut:
وهو مرفوع فوق العرش
kitab tersebut terangkat di atas arsy

Dengan demikian akwil kata "fawqa" dengan "duna" dalam hadits ini adalah takwil batil, salah dan menyesatkan.

Redaksi ibn hibban di atas yang menggunskan kata "marfu'un" secara jelas membantah pemahaman takwil semacam itu. Demikian pula riwayat al-Bukhari yang telah kita kutip di atas dengan redaksi "wadh'un" yang artinya "maudhu'un" (diletakkan) juga membantah pemahaman takwil yang menyesatkan tersebut.

Di sini kita katakan kepada mereka : sesungguhnya memberlakukan takwil terhadap sesuatu teks itu hanya dilakukan ketika benar benar dibutuhkan karena tuntutan dalil akal atau karena tuntutan dalil naqli yang sahih (yang secara dlahir berseberangan dengan teks tersebut) sebagaimana kaedah ini telah ditetapkan oleh para ulama ushul , mereka berkata: "memberlakukan metode takwil dengan tanpa didasarkan kepada alasan tersebut maka akan menjadikan setiap teks itu sia-sia belaka, padahal teks teks syariat itu harus dihindarkan dari kesia-siaan."

Al-'Allamah al-Faqih al-Muhaddits al-Syaikh Abdullah al-Harrari berkata:
وأما معنى "عنده" المذكور في الحديث فهو لتشريف كما في قوله تعالى: في مقعد صدق عند مليك مقتدر (سورة القمر/٥٥) وقد أثبت اللغويون أن عند يأتي لغير الحيز والمكان، فكلمة عند في هذا الحديث لتشريف ذلك المكان الذي فيه الكتاب
Adapun makna kata "'indahu" yang disebutkan dalam redaksi hadits tersebut maka itu untuk tujuan pemuliaan (li at-tasyrif), seprti pemahaman dalam firman Allah:
في مقعد صدق عند مليك مقتدر
(bahwa orang bertakwa) ditempatkan di tempat yang baik (menyenangkan) yaitu di tempat yang dimuliakan oleh Allah yang maha Agung (yaitu surga). (qs. alqamar: 55). Lalu para Ahli bahasa (allughawiyyun) telah menetapkan bahwa kata "'inda" biasa digunakan
bukan untuk tujuan arah dan tempat, dengan demikian, kata "'inda" dalam hadits ini untuk tujuan memuliakan bagi tempat di mana kitab tersebut berada

Al-Hafidl al-Muhaddits Waliyyuddin Abu Zur'ah Ahmad bin Abdirrahim al-'Iraqi (w 826 H) berkata:
وقوله -أي النبي- "وهو عنده فوق العرش" لابد من تأويل ظاهر لفظ "عنده" لأن معناه حضرة الشيء والله تعالى منزه عن الاستقرار والتحيز والجهة، فالعندية ليست من حضرة المكان بل من حضرة الشرف أي وضع ذلك الكتاب في محل معظّم عنده
‌Sabda Nabi "fahuwa maudhu'u 'indahu fawqal 'arsy" mestilah membutuhkan kepada takwil yang nyata dalam kata "'indahu", karena makna dlahirnya untuk mengungkapkan tempat bagi sesuatu, padahal Allah maha suci dari bertempat, dan memiliki arah. Maka kata "'indahu" di sini bukan dalam pengertian tempat, tetapi untuk menunjukkan kemuliaan, artinya bahwa kitab tersebut diletakkan di tempat yang dimuliakan oleh Allah.

‌Wallahu a'lam

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.16
JST 0.029
BTC 75902.83
ETH 2895.60
USDT 1.00
SBD 2.58