Cerita Jumat Sore, 20 Desember 2024 di Jakarta
SORE itu acara Peluncuran Aplikasi Satu Peta Data milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia baru saja usai. Jam baru menujukkan pukul 17.00 WIB. Saya bertanya pada salah satu waiters di lokasi acara tentang makan malam. "Masih disapkan pak. Pukul 6 sore nanti baru ready," katanya.
Saya dan salah satu teman dari Banda Aceh sepakat untuk tak menunggu. "Saya makan di dekat hotel saja. Ada rumah makan padang," kata Saya. Ia pun memilih beranjak dari Ritz Carlton Hotel Mega Kuningan tempat acara berlangsung. "Saya pun begitu," katanya.
Tapi saat tiba di lobi hotel, saya bertemu beberapa teman lain dari Aceh. Mereka sedang antre mendapatkan mobil setelah memesan melalui aplikasi. Saya tanya tujuan mereka pergi dan dijawab ngopi di warung kopi khas Aceh. Saya langsung berubah pikiran untuk tidak kembali ke hotel di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat.
Sedetik kemudian, datang Ketua KIP Aceh, Agusni AH dengan seorang polisi yang bertugas sebagai tenaga pengamanan tertutup (pamtup). "Ayo abah, kita ngopi di Bang Ari," katanya. Saya mengangguk dan ketika dua mobil datang, saya memilih satu mobil dengan Agusni.
Agusni mantan wartawan Harian Waspada di Kota Langsa.Dia sudah aktif sebagai penyelenggara pemilu bareng @ayijufridar. Jauh sebelum saya mulai bergabung.
Dalam perjalanan ke Warung Kopi Bang Ari, kami smepat bercerita tentang pengalaman meliput kopnflik Aceh dulu, khususnya saat berupaya membebaskan Ersa Siregar dan Ferry Santoro, dua wartawan RCTI yang disandera kelompo bersenjata kala itu.
Perjalanan ke tempat ngopi cukup lama, lebih dari setengah jam. Bukan karena jarak, tapi karena padatnya kendaran di jalan.
Sanger panas dan mi instan daging berkuah, jadi menu kami sore itu sebelum kembali ke hotel masing-masing.