KENAPA BANYAK ORANG GAGAL KAYA
Disclaimer: mohon maaf dulu kalau ada yang tersinggung karena merasa ngena banget.
Disclaimer lagi: Ini bukan financial advice, tapi edukasi. Saya bukan financial advisor.
Bayangkan, atau ingat-ingat...
Selama kita hidup pasti pernah ketemu sama kasus gini:
Ada orang nawarin investasi ke teman/keluarga/kolega kita, investasinya bla-bla-bla sangat menggiurkan. Skemanya yahud banget lah, pokoknya kalau ikut dijamin kaya. Lalu si orang yang ditawarkan ikut investasi tersebut berinvestasi memakai duit life-saving atau untuk membiayai kebutuhan pokoknya..
1-3 bulan berlalu, tiap bulan dapat uang seperti yang dijanjikan. Si orang pun mulai pamer ke teman-temannya."Woi gua ikutan ini-itu dan udah balik modal 30% nih 3 bulan. Cepet kaya gua!"
And then..
Di bulan ke 4 si yang nawarin investasi hilang.
Ditelpon gak diangkat, whatsapp centang 1, e-mail gak dibalas, dicari di alamatnya udah pindah.
Si investor panik, "Loh kok ni orang gak ada?" Apalagi duit yang dia investasikan tidak sedikit. Terlebih lagi tu duit adalah life-savingnya. Hasil nabung 5+ tahun buat kepentingan2 d masa depan (pensiun, sekolah anak, modal kawin, dan lain-lain). Mulailah si investor memasuki fase2 denial, anger, dll.Saat ditanya sama kolega "Pak, gimana investasinya?". Pasti langsung stres. Mulai bohong, marah, mengalihkan pembicaraan. Begitu juga saat ditanya istri/keluarga mana katanya janji jadi kaya. Apalagi in worst case income jadi gak cukup menuhin kebutuhan hidup. Karena merasa untung dan gaya hidup mulai naik standarnya. Susah balik lagi ke awal.
Ini ada contoh cerita nyata. Saya mau ceritain 3 kisah: 1 adalah kisah teman saya, anggap aja namanya si Fulan.
Yang kedua kisah dari keluarga saya. Yang ketiga ada teman saya lagi, anggap aja si Amin. Nanti kita analisis satu persatu ya.
Kisah 1 tentang si Fulan.
Fulan tu seumuran sama saya. In his mid-20s. Sama-sama menempuh pendidikan magister di luar negeri dan sama-sama punya mimpi pengen punya financial freedom, kerja di perusahaan besar bergaji besar dan hidup enak. Ya standar mimpi milenials sekarang lah. Singkat cerita, ada masa di mana kami agak saling pamer pencapaian. Saya pamer dapat penghargaan X saat saya studi. Dia pamer udah publish paper saat dia studi. Saya pamer ini, dia pamer itu. Kurang lebih semi-friendly rivalry. Dari pamer itu ada saling memotivasinya.
Suatu saat tiba saatnya saya lulus. Thesis saya beres, dia belum. Tapi dia pamer ke saya. Bilangnya semacam "percuma lulus, tapi belum ada penghasilan". Okay, memang sih namanya lulus kuliah kebanyakan jd pengangguran dulu.
Lalu dia pamer sesuatu
Ceritanya dia dapet 30-an juta sebulan. Lah saya terkejut dong. Hebat juga umur 24 waktu itu udah dapet segitu. Saya tanya dong gimana caranya, dia bilang dari investasi di koperasi. Katanya dia setor 1 miliar ke koperasi, lalu dapet 27-sekian juta sebulan (anggap 30 lah ya). Di situ saya merasa agak aneh. Investasi apaan bisa baik banget gitu. Kalau diitung ada 3% sebulan, ini aneh sih.
Deposito aja 6% setaun
Saham aja 7-15% setaun (yang perusahaan blue chip alias bagus ya)
kok ini ada yg 3% sebulan?
kalau sebulan 30 juta, setahun 360 juta. Masa sih setaun 36%??
Saya tanya. Itu nama perusahaannya/koperasinya apa? out of curiosity. Si Fulan, mungkin merasa saya gak mau kalah dari rivalry tersebut, menutup-nutupi. Pokoknya dia bilang koperasinya yahud deh.
Bulan pertama dia bangga dengan 30 jutanya.
Bulan kedua pun begitu.
Bulan ketiga masih sama.
Pada saat itu saya belum ada penghasilan. Masih volunteering di Nepal. Walaupun tempat tinggal dan ongkios dibayarin,tidak bisa dianggap gaji.
Dan pada bulan keempat...
Saya tanya, sambil basa-basi: Berarti sekarang udah dapet 120 juta dong ya?
Dia bilang "Belum. Belum ditransfer."
seminggu kemudian saya iseng tanya lagi: "Sudah ditransfer?"
Dia jawab lagi belum. Di sini mulai kerasa aneh
Sampai bulan kelima pun belum ditransfer.
Lalu si Fulan cerita kalo si koperasinya tidak bisa dihubungin
Telpon gak diangkat, whatsapp centang 1, pas telpon pakai nomor lain, begitu tau itu dia, ditutup atau pura-pura gak ada sinyal. Ya tipe2 ngilang2 gitu deh. Dan sampai sekarang (sudah hampir setaun nih dari pertama dia bilang mulai investasi), si koperasinya gak ada kabar.
POOOFFF
1 miliar rupiah hilang begitu saja. Dia cuma dapat 90 juta kurang, tapi 1 miliar digondol si koperasi. Si "koperasi" berarti dapat sekitar 910 juta.
You wanna know the worst part???
Si Fulan dapat uang 1 miliar itu dengan hutang sana-sini. Ada sebagian saving buat pensiun orang tuanya, ada duitnya dia hasil nabung nyisih dari beasiswa, tapi mungkin hampir setengahnya adalah pinjam sana-sini dengan iming-iming nanti dikembalikan dengan cepat/lebih besar.
Tapi kenyataannya?
Ya jadi kaya kagak jadi, duit pensiun orang tuanya hilang, lalu pihak sana-sini mulai nagihin hutang. Lapor polisi percuma, si orang koperasi sudah hilang entah ke mana
Maksud hati ingin cepat kaya (kalau tidak salah si koperasi nawarin sampai berapa tahun bakal dapat segitu sebulan, pokoknya ROI nya lebih dari 100%)
Apa daya yang didapat malah sengsara.
Akibat dari semua tekanan itu adalah si Fulan kalau diajak bicara yang nyerempet dikit aja sama uang, sensinya kayak cewek PMS. ya marah lah, bilang yg ngajak ngmg gak sensitif lah.
Padahal dulu pamer dapat 30 juta sebulan, saat kebanyakan umur segini barely make 20 sebulan.
Kisah kedua datang dari salah satu keluarga saya. Biar mudah kita panggil aja Om X. Jadi ceritanya si Om X ini ikut majelis/pengajian salah satu Ustadz ternama. Anggap aja namanya Ustadz Q. Om X dan istrinya sudah ikut majelis ini 2-3 tahun. Ini cerita saat saya SMA 10 taunan yang lalu. Manfaat dari majelis Ustadz Q ini sangat terasa. Om X dan istrinya jadi lebih religius. Lebih adem kalau ngomong, kelakuan lebih baik. Jadi sering sedekah dan solat di masjid. dan efek religius positif lainnya.
Suatu saat si Ustad M ini menawarkan investasi ke jamaahnya. Investasinya berupa suatu komoditas. Saat itu skema investasinya sbb:
setor X
lalu selama 3 tahun tiap bulan dapat 9%
Jadi kalau setor 100 juta, tiap bulan dapat 9 juta dan 3 tahun total jadi 324 juta.
Om X dan istrinya memutuskan untuk setor 100 juta.
Bulan pertama dapat 9 juta
Bulan kedua dapat 9 juta
Bulan ketiga dapat 9 juta
Bulan keempat dapat 9 juta
Bulan kelima...POOF hilang uangnya...
Si ustadz Q masih ada, sampai sekarang pun masih aktif berdakwah. Cuman masalahnya si orang yang "dipercaya sama ustad Q buat ngelola uang nya yang nggondol kabur duit jamaah.
Jadi ceritanya gini:
- Jamaah setor uang buat operasional pengelolaan komoditas di luar jawa
- Uang di-manage sama orang kepercayaannya ustad Q.
- Bulan ketiga ada berita gonjang-ganjing agak negatif mengenai komoditas tsb, Jadi kurang profitable, tapi mereka masih ngasih duit...
- Bulan kelima si yang manage uang dan komoditas tersebut kabur. Katanya sampe sekarang belum ketemu (Padahal sudah 10 tahun berlalu!)
Tentu saja si ustadz yang kena batunya. Jamaah pada ngamuk. Om X sendiri sebenarnya sedih dan marah. Totalnya dia dapat 45 juta, tapi 100 juta raib. Jadi dia rugi 55 juta. Itu padahal bisa buat penghidupan dia dan keluarganya 3-4 bulan di Jakarta kan pada saat itu??
Katanya ada jamaah yang setor 200,300, bahkan 500 juta. Jamaah yang marah mengancam mau bawa ke polisi/media. Tapi setelah musyawarah, si Ustadz M berjanji mau ngembaliin uang jamaah, tapi dengan syarat jangan dibawa ke media. Soalnya merusak reputasi dan sumber pendapatan si Ustadz (makanya ni nama ustadz dan komoditasnya apa saya samarkan)
Kata si Om X sampai sekarang si ustadz masih nyicil ngembaliin uang jamaah. Kasihan si ustad, kalau gak salah ada 200+ jamaah yang masing2 nginvest mulai dari 50 juta sampai 500 juta.
Kalau kita anggap 1 jamaah invest 100 juta dan ada 200 jamaah aja..
100 juta x 200 = 20 milyar rupiah.
Sampai sekarang si ustad nyicil balikin uang-uang jamaah segitu.
Yang kasihan siapa? bukan Om X. Om X kalo gak salah cerita uangnya udah balik hampir 80an juta. Sementara Ustadz Q. 10 taun nyicil 20 milyar dan belum beres.
Kisah ketiga.
Inget booming tentang aset digital? Alias cryptocurrency? Yang menjadi alasan juga kenapa saya main steemit ini.
Booming banget tuh di akhir 2017. Menurut berita harganya naik puluhan kali lipat dalam waktu beberapa minggu.
Pasti ada lah teman/kenalan yang bilang kaya dari bitcoin
Super simplified versionnya. Bitcoin tu kayak saham (serupa tapi tak sama). Kita beli sekarang misalkan, nanti beberapa bulan lagi harga naik
misal sekarang 1 bitcoin 1 juta, kita beli 2 bitcoin. 6 bulan lagi harga bitcoin 2 juta. Nah 2 bitcoinnya kita jual, dapet 4 juta -->untung.
Tapi harga juga bisa turun dong. Bisa aja sekarang 2 juta, bulan depan 1.5 juta. Berarti tiap 1 bitcoin yang kita punya, rugi 500 ribu kan?
Note: Kenyataannya harga bitcoin 100juta-an. dan kita bisa beli 1/100 bitcoin, bahkan 1/200. jadi beli 1 jta-eun bisa. Tapi itu gambarannya.
Dan ada banyak cryptocurrency. Gak cuma bitcoin.
ini saya kasih gambaran harga cryptocurrency di akhir tahun 2017 (November-an)
bitcoin ~100 juta
ethereum ~ 6 juta
ripple ~15 ribu
litecoin ~ 2.5 juta
dan ada banyak lagi
Nah ini ceritanya.
Sebelum November, harga-harga cryptocurrency tsb jauh lebih kecil. Ada yang cuman 1/10 nya, ada yang 1/5 nya.dan sebagainya. Berarti kalau kita beli misalkan bitcoin di bulan Januari 2017 seharga 10 juta, kita beli 3 bitcoin, maka pas november kita dapet 300 juta ya kan? untung 270 jt.
Tentu saja orang yang kaya mendadak tersebut bakal pamer, minimal cerita lah ke tmn kantor/sahabat. Ya gak?
Lalu si yang dengar ceritanya pengen juga dong. Harapannya investasi sekarang, beberapa bulan lagi jadi kaya.
Bahkan ada yang maruk nekad minjem duit karena tergiur dengan kemungkinan naik berkali-kali lipatnya.
Inilah yang terjadi pada teman saya si amin. Dia dengar koleganya untung ratusan juta dari investasi cryptocurrency ini. Nah tergiur dong dia.
Dia nekat pakai duit tabungan dia (yang katanya buat haji dan beli rumah) tambah ngutang sana-sini. Totalnya 300 juta-an rupiah kalau gak salah.
300 juta ini dia belikan cryptocurrency namanya NXT. waktu dia beli harganya 1 nya 30 ribu.
Jadi dia punya 10000 NXT ya. Dia berharap kalo NXT naik 1000 aja dia untung 10 juta kan jadinya.
Ini bodohnya si amin....
Banyak dari kita tau harga cryptocurrency mengalami crash alias turun banyak dalam sekejap. Harga bitcoin sebagai gambaran...pas november 100an juta. Awal tahun 2018 290 juta. Akhir januari kemarin sempet turun lagi sampe 80an juta
Si NXT yang dibeli si amin sendiri turun dari 30rb ke 2500
kebayang kan?
Asalnya 300 juta dengan 10000 NXT
Lalu harga NXT jadi 2500. Maka nilai aset dia adalah.... 2500 x 10000
25 juta. Dari 300 juta jadi 25 juta.
Saya ingat sampai istrinya si amin minta cerai, ada koleganya yang ngancam lapor polisi karena utang gak dibayar. Kalau gitu siapa yang mau disalahkan? saya ingat si amin dan/atau istrinya sampai ngutuk ini pasar cryptocurrency. Bilangnya haram lah, ilegal lah, dsb.
(Padahal saya dari desember main cryptocurrency sampe sekarang untung-untung aja sih, lumayan duitnya cukup buat makan enak dan gym)
...
3 Kisah tadi adalah ilustrasi kenapa orang Indonesia banyak yang gagal kaya. Ayo kita analisis ya.
Kasus pertama
Si Fulan gak paham tentang investasi, maunya asal cepet kaya. Investasi yang "legit" semacam saham aja gak lebih dari ngasi 25% setahun. Bahkan yang buka usaha biasanya 3-5 tahun baru balik modal.
Nah iming-iming cepet kaya ini yang bahaya. Saya rasa banyak org kita termakan akan hal ini. Kelemahan si Fulan yang ingin cepat kaya ini dimanfaatkan oleh penipu. Tinggal kasih cuap-cuap investasi ini begini begitu, orang percaya aja. Ngasih uang dan dibuat lengah dengan dapat segini-segitu sebulan dan and then poof hilang deh orang dan uangnya
Lalu kasus Om X dan Ustadz Q. Kesalahan terbesar sebenarnya menurut saya di Ustadz Q.
Kenapa?
Dia investasi di bidang yang dia kurang pengetahuan.
Seriously,dia ahli agama,bukan ahli keuangan atau ahli komoditas. Lha Nabi Muhammad saw aja pernah bilang kalo sesuatu gak diserahkan sama ahlinya maka tunggulah kehancurannya.
Oke,kita anggap Ustad M udah belajar mengenai investasi dan komoditas tersebut cukup lama dan intens, tapiDia asal mempercayai orang tanpa ada hitam di atas putih.
Dia mempercayakan manajemen uang dan komoditasnya ke orang sembarangan. Okelah kita anggap orangnya memang kepercayaan si ustadz. Tapi gak ada hitam di atas putih, tidak ada yang mengikat. Si orang kepercayaan pun tidak punya sertifikasi apa-apa. Ya wajar kalau gagal karena si orang kabur.Dia ngajak orang (jamaahnya) untuk ikut-ikutan.
Merasa "wah bisa nolong orang jd kaya nih" ustad Q ngajak ratusan jamaahnya. Kalaupun investasi ustad M gagal, paling gak dia sendiri yg rugi, selevel dia rugi 100 juta aja mungkin bsa ke-cover lagi kurang dr 1 taun. Lha ini dikali 200? Tambah lagi dia yang kudu tanggung jawab.
Lalu kasus si Amin nih. Dia gak liat aturan dasar investasi.
Cek gambar ini:
Temennya si amin kemungkinan besar beli cryptocurrency di sisi kiri. Di fase hope atau depression. Ya wajar pas harga naik dia kaya. Nah di mana si amin beli? Di euphoria, saat harga lagi tinggi2nya. Naturally pasar kan melalui siklus tersebut. Harga pasti turun. Akibatnya rugi besar dia
Kesalahan berikutnya si Amin adalaaaaah....pinjam uang sana-sini dan memakai uang yang dianggarkan buat kebutuhan sehari-hari. Namanya investasi bisa berhasil bisa gagal. Dia gak mempersiapkan diri kalau gagal gimana, jadilah hidupnya penuh misery.
Contoh bitcoin ini bisa kita analogikan dengan berbagai kasus yang pernah ada di Indonesia juga dulu.
Ada kasus Louhan, Anthurium, Batu akik, dan lain-lain. Mirip kan kasusnya. Saat harga meroket,it's bound to crash.
Nah kalau sudah gitu, yang gagal pasti nyalahin sistemnya:
"ah ini ma monkey business"
"ini spekulasi"
"haram"
"illegal"
"tipu-tipu"
dan lain sebagainya
Padahal saya main cryptocurrency dari dulu untung tuh.
Kalau disimpulkan, ini penyebab orang sering gagal investasi
- Gak sabar, tertipu iming-iming cepat kaya
- Gak mau belajar tentang investasi yang mau dijalani
- Invest lebih banyak dari yang dia siap kehilangan
- Ngajak orang seenaknya
- Termakan euforia
- Berhutang untuk investasi
Rule of thumb dari investasi tuh ini:
- Invest less than you can afford to lose
- Pelajari secara intensif ttg investasi yang mau dijalani
- Cari moda investasi yang legit. Dalam artian ada sertifikasi OJK misalkan, atau ada perjanjian materai
- JANGAN NGUTANG