[ DIARY PARY 23] PENDIDIKAN KAPITALIS TELAH TUMBUH SUBUR DI NEGERI KITA
Bangsa yang merdeka adalah bangsa yang mampu menciptakan taraf kualitas hidup generasinya dan memperdulikan hak generasinya dalam segala aspek yang akan membentuk generasi penerus bangsa untuk memajukan kehidupan bangsa.
Namun hal lainnya terjadi dengan bangsa kita Indonesia yang dapat dilihat dari masih banyaknya anak-anak Indonesia yang belum merdeka dan belum mendapatkan hak yang seharusnya mereka dapatkan. Padahal sudah jelas, dalam UU No 23/2002 tentang Perlindungan Anak diatur mengenai hak-hak yang seharusnya didapatkan anak.
Anak yang seharusnya merupakan investasi terbesar bagi bangsa itu sendiri sebagai aset untuk meneruskan generasi bangsa yang akan datang. Dan melalui jalur pendidikan yang merupakan pondasi utama dalam membentuk generasi penerus ini ke arah yang semakin baik.
Pendidikan merupakan sarana yang akan mencetak generasi penerus bangsa untuk menjadi manusia-manusia berkualitas dan berintegritas. Pendidikan juga merupakan ujung tombak dalam memajukan kehidupan bangsa dan negara ini, potret pendidikan akan tercipta karena adanya kebutuhan untuk meningkatkan taraf kualitas hidup dan membentuk kepribadian manusia yang bermoral.
Namun kembali lagi dengan masalah pendidikan di negara kita Indonesia yang seperti di ibaratkan tumpukan sampah yang semakin hari semakin menumpuk yang mengeluarkan bau menyengat. Sehingga penting bagi kita untuk mengurai tumpukan sampah yang menimbulkan penyakit ini,sebagai wujud kepedulian kita terhadap kondisi negeri yang memprihatinkan ini.
Pada akhirnya kenyataan semua tidak seindah yang diharapkan dan dibayangkan . Harapan-harapan akan dunia pendidikan dengan sistem sempurna hilang seketika oleh sekejap mata .
Pernahkah terpikir oleh kita, kalau bangsa kita indonesia menciptakan pendidikan kapitalis?
Mari lihat contohnya :
Dengan mahalnya pendidikan di negeri kita merupakan satu contoh utama bangsa kita yang menerapkan kualitas pendidikan yang sangat terkait dengan sistem kapitalis.
Kapitalisme selalu mengukur segala sesuatu dengan uang atau materi yang menyebabkan kesenjangan kaya dan miskin semakin melebar (perbedaan kasta).
Kayaknya Institusi pendidikan yang memadai dan bertaraf international diciptakan untuk kalangan atas (kaya) saja. Sedangkan si miskin harus berfikir seratus kali untuk memcicipi pendidikan yang biayanya mahal ini, dan tidak dipungkiri banyak dari generasi kita putus sekolah karena mahalnya biaya pendidikan di negeri kita tercinta.
Muncul pula imbel-imebel “orang miskin dilarang sekolah!”
Sepertinya Sistem kapitalis telah tumbuh subur di negeri kita, politik , ekonomi, sosial dan budaya semua telah mengarah pada sitem ini.
Semua orang di picu untuk menghasilkan uang bukan untuk mewujudkan generasi yang cemerlang serta menciptakan sumber daya manusia yang mampu bersaing untuk perkembangan , sehingga terciptanya lapangan pekerjaan untuk pertumbuhan ekonomi.
Sistem kapitalis juga menjeremuskan generasi kita untuk hidup gayap serba bebas yang merusak moral bagi genasi kita.
Gaya hidup kumpul kebo, freesex, minuman keras dan masih banyak hal lainnya yang telah merusak moral bangsa dari sistem kapaitalis ini.
Dunia pendidikan kita juga dikomersilkan dan menjadi ajang bisnis yang subur bagi para penguasa negeri.
Nahhh... sadarkah anda dengan ini !!
Haruskah pendidikan kita terus seperti ini, dan ini merupakan masalah besar untuk kita sama-sama berfikir atas dampak sistem yang telah merusak moral bangsa kita.
Seharusnya generasi kita bisa merasakan pendidikan buakn jadi pengangguran atas biaya yang harus dipikirkan.
Demikian postingan singkat ini
Semoga bermanfaat ;
**Salam hangat untuk Guru,dan Motivator saya ***@arafatnur dan @mariska.lubis
Lhokseumawe, 4 agt 2018
>Thanks for visiting and interesting comments->
@wiralhokseumawe by: