FIKMIN #MALAMPERTAMA SUAMIKU

in #indonesia6 years ago

20181102_053832.jpg

Sumber (https://pixabay.com/en/wedding-bouquet-bouquet-roses-366505/)

Dua anakku sudah tidur di kamar masing-masing, jarum jam menunjuk pukul sepuluh. Ah, Belum terlalu malam untuk sepasang pengantin baru. Pikirku.

Pintu kamar kututup pelan, agar si kecilku tidak terbangun. Kupandangi wajah damai Thoriq, jagoan yang bulan ini genap tiga tahun adalah duplikat ayahnya, Mas Fadli. Mulai dari dahinya, alis, manik mata yang hitam dan hidungnya yang serasi dengan bibir tipisnya. Ah, baru sebentar pergi, bunda sudah kangen ayahmu, nak. Batinku lirih.

Malam ini adalah malam pertama miliknya, bukan milikku. Bersama, Shinta gadis yang sembilan tahun lebih muda dari aku. Tadi selepas isya mas Fadli pamit padaku. Entah keduanya akan pergi ke mana.

“Nda, malam ini ayah akan menunaikan tugas ayah.”

“Silahkan, Yah!” jawabku sembari menyiapkan barang yang perlu dibawanya.

“Nda, jangan lupa kunci pintu, Ayah nggak pulang.”

“Ya, nanti biar aku yang kunci.” Setelah itu mas Fadli pergi, aku menyalimi seperti biasanya dan dia merengkuhku pelan. Dikecup puncak kepalaku lembut.

Ada bias aneh menyusup relung hatiku. Tetiba aneh saja, hemm suamiku pergi dengan istrinya!

“Terima kasih atas semua pengorbananmu, Nda!” aku mengangguk dan memberinya seulas senyum. Peristiwa yang sudah kupersiapkan lama. Malam pertama suamiku.

Memandangi Thoriq lama, diam-diam ada yang jatuh di pipiku. Linangan air mata membanjiri tanpa henti. Aku tidak tahu kenapa aku menangis. Istiqfar berulang-ulang tidak membuat tangis ini reda. Sedih atau cemburu, kah?

Sambil mendekap guling, kutumpahkan semua yang menyekat di rongga dadaku. Bayangan mas Fadli dengan Sinta tiada hilang di mata. Tubuhku memanas teringat malam pertama kami tujuh tahun silam. Mas Fadlipun akan melakukannya dengan Sinta, mungkin jauh luar biasa. Sinta yang masih muda dan mas Fadli yang sudah berpengalaman. Arrgghh ....

Ya Allah ada apa dengan perasaanku? Kenapa hamba tidak tenang begini? Apakah naluri perempuanku sedang memprotes nalarku?
Tergugu tangis ini sampai membuat mataku perih dan letih. Terkulai di atas ranjang, tragisnya tidak sedetikpun bayangan kemesraan dan kebahagiaa keduanya lenyap. Aku terpuruk dalam kebodohanku, menangisi sesuatu yang sudah aku putuskan sendiri.

Dini hari yang dingin tak kuhiraukan lagi. Air berkali-kali mengguyur badan dan pikiranku yang larut. Dari mulut ini terus memohon, agar dihilangkan bayangan kedua orang yang sedang kasmaran itu. Diluruskan niat hati ini hanya untuk beribadah pada yang Kuasa. Diberi ketenangan yang hakiki, lahir dan batin.

Perlahan air mata ini menguap, cahaya dan belaian hawa surga di depan mata. Nanar netra ini memandangi cermin. Pada diri sendiri aku berkata.

“Hei Rohma, bukankah kamu perempuan qonaah? Tunjukkan pada Allah, tunjukkan bahwa hatimu memang seluas langit dan samudera. Hati yang rela berbagi. Dan ingat! Bahwa Fadli bukan milikmu! Bukan milikmu! Jangan sedih kalau dia bersama yang lain. Kau tidak berhak atasnya! Takdirmu adalah istri pertama. Berdamailah dan engkau akan menjadi perempuan hebat. Surgamu menantimu!”

Kutarik napas panjang, bersujud di hamparan sajadah malam ini berbeda dengan malam kemarin. Kitab suci kubaca berlembar-lembar dan alhamdulillah sungguh membuat hatiku mengingat kembali akan takdir ini.
Kepasrahanku mengaliri setiap detak nadiku.

Terdengar sebuah pesan masuk dari ponselku, agak ragu untuk membukanya. Pasti dari mas Fadli, tetapi aku sudah berjanji untuk membuka pesannya malam ini. Jantungkupun ikut berdegup kenyang membaca isi pesannya.

[Nda, kamu baik-baik saja, kan? alhamdulillah, kewajiban itu sudah ayah tunaikan. Sinta luar biasa tidak seperti perkiraan ayah. Malam ini ayah sungguh bahagia, cup ayah untuk Nda ]

Lagi, satu anak sungai meluncur. Tetapi aku sudah bisa membedakan tangis apa yang kurasakan kini. Tangis syukur karena suamiku telah melaksanakan kewajibannya. Dia bisa menjalankan tugasnya dengan baik, dan dia bahagia!

Pesannya kubalas dengan emotikon jempol dan senyum saja. Selamat ayah!


Kalasan, 2 November 2018

Sort:  

Kejam kali suaminya, masa pake lapor istri kedua luar biasa 😭😭😭

Slow diajeng..cuma fikmin..mau tak bisiki? 😊

Posted using Partiko Android

Wahahahaaaaa, baiklah bu, mari kita lanjut japri, eheheheeeeee

Sukses terus untuk karya-karyanya!

Salute utk ketegarannya dlm fiksi spt cerita di atas

Terima kasih sudah mampir kak....

Posted using Partiko Android

Terima kasih sudah mampir. Salam kenal dari jogja. btw terinspirasi dari kisah nyata.

Posted using Partiko Android

Salam kenal kembali dari Aceh.
Semoga bukan kisah pribadi

Posted using Partiko Android

Sungguh aku nggak rela kalau dimadu. 😥

Sepertinya si, soalnya belum paham dunia pernikahan. Ehehe. 🙊

Semoga bukan cerita pribadi mbak @wahyulestari08 😚

Makasih mbak sudah singgah. O o...ditunggu kabarnya kalau gitu.

Posted using Partiko Android