Mereka Dalam Kalimat Sindiran
Bumi ini luas dan dunia ini indah. Terlalu pelik hidup kita jika dihabiskan untuk menggubris kalimat sindiran. Jika anggapan mereka aku seorang yang telah berubah, maka itu benar. Aku telah berubah, aku tidak lagi seseorang yang kalian kenal dulu. Kita memang telah banyak menghabiskan waktu bersama dan banyak hal pula yang telah kita lalui bersama. Jika kalian benar-benar mengenal sosok diriku, kalian tahu betul bahwa aku bukan manusia yang bermulut comberan, suka membicarakan urusan orang atau menjelek-jelekkan orang dibelakang.
Aku memang telah berubah, waktu luangku tidak lagi banyak untuk dihabiskan bersama. Aku punya tanggung jawab besar atas masa depanku. Jika kalian mendengar, aku menyeret-nyeret keburukan tentang kalian maka anggap saja itu benar. Sebab tidak perlu aku menjelaskannya. Jika kalian manusia yang benar-benar menempatkan akal dengan baik, kalian tahu mana kebenaran dan mana pula kebohongan.
Dulu, aku hanya kerikil kecil yang tak punya nama. Kalian yang telah mengubah kerikil itu menjadi batu. Dulu aku bebas berbagi dengan kalian, termasuk hasil keringat kerja kerasku. Namun sekarang aku tidak bisa lagi lakukan itu, karena aku punya tanggung jawab besar untuk masa depanku. Herannya kalian anggap aku pelit, maaf dikata sebab aku tak pernah duduk merugikan kalian. Apa yang kuminum itu yang kubayar dan apa yang kumakan itu juga yang kubayar. Lalu kalian anggap aku telah berubah dan menghilangkan namaku dalam list perkumpulan.
Aku tidak khawatir akan hal itu, aku juga tidak risau. Kalian tetap sahabat dalam hidupku meski dimata kalian aku adalah musuh besar itu. Aku tidak akan mengotori hati dengan keburukan. Aku juga tidak dihisab oleh prasangka buruk manusia. Sindirlah aku sepuas hatimu dan percayalah aku tidak pernah terluka akan hal itu. Aku memaafkan semua yang berlaku dan aku terima persembahan harimaumu.
Sekarang jalanku memang tidak dalam perkumpulan lagi, tapi aku telah memilih jalan hidupku. Aku adalah musuh maka sindirlah setajam apapun kalimat itu agar kalian puas dan lega. Jika itupun tak cukup maka hitamkan juga namaku disetiap kontak milikmu. Tak ada artinya bermusuhan, takkan membawa pada kebaikan. Ingat, kita semua manusia pendosa maka sadarilah kita semua sama. Semoga ada hikmah dalam kisah ini dan aku telah dapatkan itu. Siapa sesungguhnya temanku dan aku hargai keputusan perkumpulan. Terima kasih banyak untuk semua masa lalu...