Tradisi perkawinan di pidie,seri 2
Adat istiadat perkawinan di pidie
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.
Baiklah,pada postingan kali ini saya akan menceritakan sedikit kiranya mengenai tahapan tahapan adat istiadat perkawinan di pidie mulai dari proses melamar hingga pada tahapan terakhirnya.
Pada tahap pertama itu ada tahap melamar atau ( ba tanda) yaitu pemberian tanda kepada sang perempuan yang akan dijadikan istri oleh silelaki dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam ba tanda tersebut dalam arti lain siperempuan sudah diikat oleh si pria dan siperempuan tersebut tidak boleh dekat atau dilamar oleh orang lain lagi akan tetap si perempuan akan menunggu si lelaki tersebut menikahinya sampai jatuh temponya. Dan sebelum acara proses melamar tersebut sebelumnya ada seseorang yang memang sudah diutus oleh pihak keluarga si lelaki untuk melihat,mencari tau seluk beluk keluarga si perempuan . Dan yang perlu kalian ketaui bahwa seseorang yang diutus (seulangke’) tadi harus sudah mengenal dekat sekali dengan keluarga pihak lelaki. Barulah tugas seulangke itu melihat atau meninjau sang gadis terlebih kepada status sang gadis,jika belum ada yang menandainya maka segeralah si seulangke mengutaran hajatnya dan selanjutnya diadakannya acara jak ba tanda atau lamaran.
Dan baru setelah itu datanglah rombongan keluarga si lelaki ke rumah sang gadis dengan membawa sirih atau ranub lalu seterusnya mengutarakan maksud datangnya mereka kerumah sang gadis tersebut,dan setelah acara lamaran selesai maka pihak rombongan pamit pulang dengan tinggal menunggu jawaban dari sang gadis ,maka apabila diterima maka masuklah pada tahap pertunangannya atau jak ba tanda ,dan disinilah para pihak keluarga membicarakan dan menentukan jeulame atau mahar dan kapan acara pernikahannya tersebut dilangsungkan ,disini juga ada dibawanya ranup,dan beberapa perlengkapan-perlengkapan si gadis seperti kain baju,perlengkapan wanita,alat makeup,alat pembersih,hingga kepada buah-buahan dan minum-minuman dan yang menjadi inti dari pertunangan ini adalah adanya cincin yang biasanya itu 2 manyam yang langsung dipakaikan oleh calon mertua kepada sang gadis . Dan ada juga resiko dalam tahapan pertunangan ini yaitu,apabila sang lelaki memutuskan ikatan pertunangannya ini maka sesuai dengan kesepakatan maka emas berupa cincin tersebut hilang dan begitu juga sebaliknya apabila sang gadis memutuskan ikatan pertunangannya maka sang gadis harus membayar 2 kali lipat dari cincin yang sebelumnya.
Dan selanjutnya pada tahapan pesta pelaminan,setelah ijab Kabul selesai sudah maka acara pesta perkawinan pun dilakukan ,dan biasanya itu pesta pekawinan itu dilakukan selang beberapa bulan dari ijab kabulnya dan biasanya lagi di daerah pidie khususnya dilakukan itu siap selesai panen,dan seperti yang saya ketaui di pidie,semua biaya perkawinan mulai dari penyembelihan hewan seperti beberapa kerbau,lembu ,atau kambing itu dibiayai oleh sang orangtua si gadis hingga semua perlengkapan lainnya dan semua itu berbeda dengan daerah aceh lainnya juga yang manakala mereka tersebut semua masyarakatnya sama-sama bermusyawarah dan sepakat dalam membantu atau memberi sumbangan kepada keluarga yang akan mengadakan perkawinan. Dan berikutnya si lelaki tersebut biasanya menetap di rumah sang gadis dan tinggal bersama mertuanya dan biaya makan nya itu ditanggung selama setahun oleh orangtua sang gadis atau lebih kurang setelah memiliki satu anak begitu.
Dan pada tahap selanjutnya itu ada tueng linto baro ( tueng-menerima,lintoe- laki-laki, baroe-baru) yaitu menerima pengantin lelaki oleh pihak perempuan, dengan membawa idang atau hidangan yang diberikan kepada pihak perempuan yang berisi kain baju ,dan semua perlengkapan-perlengkapan wanita lainnya dan juga ada buah-buahan, dan tidak lupa pula yang paling mulai yaitu kue berupa wajib,kue boi,kue karah ,bolu, dan banyak kue –kue yang dianggap oleh orang aceh itu mulia dan kue tersebut tidak boleh diganti dengan kue-kue yang lain atau sebagainya Karena dianggap tidak sopan dan tidak mengahargai tuan rumah dan seterusnya tueng dara baro,yaitu pihak perempuan yang pergi keacara pihak laki-laki dengan menggunakan adat istiadat di pidie. Dan yang kita selalu lihat bahwa orang aceh dominannya dengan khanduri mulai dari jak ba tanda/pertunangan,pesta perkawinan,keumaweuh,punya anak hingga seseorang itu meninggal dunia.
Dan pada tahapan selanjutnya itu ada tradisi keumaweuh atau tujuh bulanan,tradisi ini berupa khanduri nasi ketan yang dilakukan oleh keluarga pihak lelaki kepada istrinya yang sedang hamil dengan membawa makanan -makanan,itik,ayam dan uang/ Teumutuek kepada sang istri dan keumaweuh itu disertakan dengan peusijuk (pendingin/tepung tawar), dan yang perlu kalian ketaui juga sebelumnya yaitu pada 4 bulanan kehamilan maka keluarga dari pihak suami membawa segala jenis buah-buahan sebagai symbol tanda kepada masyarakat bahwa sang istri tersebut mengandung dan buah-buahan tersebut diracik lalu kemudian dibagikan kepada tetangga-tetangga atau saudara-saudara disekitar rumah sebagai tanda pemberitauannya.
Hanya ini postingan saya kali ini,semoga teman-teman semua suka dan juga bermanfaat untuk menambah wawasan untuk kalian semua,apabila ada kekurangan dalam penulisan maka penulis mohon maaf. Wassalam.
Congratulations @ulfazahara! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!