Tradisi khanduri Blang di pidie
Hampir semua masyarakat pidie memiliki sawah dan bertani ,selain mereka berprofesi sebagai PNS akan tetapi banyak dari mereka juga bertani dan memiliki sawah untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.
Adat istiadat di Aceh Pidie Kem.langga,Kec.sakti,Kab.pidie yang masih berkembang dan turun temurun hingga kini yaitu Acara Khanduri Blang . Dan semua itu dilakukan mulai dari pencucian bibit atau rah bijeh,tahap penanaman atau seumula dan tahap penutupan sawah atau acara khanduri top blang . Dan pada setiap tahap tersebut diawai dengan makan bersama atau khanduri.
Khanduri blang ini memang sejak dulu sudah dilaksanakan oleh para nenek moyang terdahulu akan tetapi bedanya adalah jika dulu para leluhur melakukan khanduri blang bertujuan untuk meminta rahmat dari alam dan tradisi ini merupakan konversi dari budaya hindu yang memang dari dulu sudah ada di aceh,akan tetapi lama-kelamaan semua tradisi itu berubah dan bahkan sudah berbeda karena adanya bentuk islamisasi contohnya kalau sekarang itu khanduri blang itu dilakukan sebagai rasa syukur masyarakat kepada sang khaliq ditambah dengan pembacaan doa-doa ayat suci Al-quran dan juga disertai dengan tausiah-tausiah dan dzikir sebagainya.
Acara khanduri blang biasanya dilakukan menjelang turun sawah dengan diikutsertakan semua masyarakat khususnya yang memiliki sawah dengan perintah keujrun blang ( lembaga adat aceh yang khusus mengurusi dibidang persawahan) untuk memberi informasi dan aba-aba kapan khanduri blang itu dilaksanakan oleh petani setempat.
Seingat saya diwaktu kecil ,kami para anak-anak semua diundang untuk menyantap khanduri blang tersebut dibalai dekat persawahan ,semua penduduk kampung berkumpul ,dan para orangtua sibuk membagikan nasi yang sudah dibungkus dengan daun pisang dan dicampur dengan daging kari kambing dan lincah atau rujak dan lauk pauk semacamnya , nasi tersebut sudah semacam nasi campur dan dimakan secara bersama-sama .
Adapun tujuan dari khanduri itu semua adalah sebagai tanda syukur dan terimakasih atas karunia Allah Swt yang telah memberikan rezki sehingga masyarakat masih bisa bercocok tanam padi,selain itu disertai juga dengan pembacaan doa-doa oleh teungku imum dan memberikan sedikit tausiah dan aba peingat dan dengan harapan padi petani bebas dari hama dan penyakit lainnya yang dapat merusak dan membahayakan tanaman.
Sekian informasi dari saya,bila ada kekurangan kata saya mohon maaf dan boleh dikritiki agar tulisan ini lebih baik dari sebelumya. Terimakasih,wasallam.