Kehancuran Hutan Pemicu Konflik Gajah, Saatnya Steemian Bangkit Demi Menyelamatkan Satwa Liar
Sumber: TFCA SumateraKawanan gajah liar
Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) termasuk hewan pemakan tumbuhan atau hewan mamalia memiliki tubuh paling besar di nusantara yang masih hidup di bumi saat ini, pada umumnya gajah sumatera memiliki bobot tubuh 4 hingga 6 ton dengan tinggi tubuh 1,7 hingga 2,6 meter. Gajah merupakan hewan yang cerdas yang memiliki otak lebih besar dari pada hewan mamalia lainnya. Hidupnya berkelompok dalam menjelajah untuk mencari makan di kawasan hutan.
Namun sayang gajah masuk dalam golongan satwa terancam punah (endangered) pada daftar merah lembaga konservasi dunia (IUCN). Banyak faktor yang menyebabkan pemicu kepunahan gajah diantaranya pemburuan untuk diambil gadingnya dan diperjual belikan secara illegal, pengalihfungsi lahan kelahan perkebunan dan pembangunan, dan yang lebih ironis pembantaian dilakukan oleh manusia karena dianggap hama atau musuh. Hal itu terjadi karena selama ini gajah sering masuk dalam pemukiman warga dan merusak tanaman milik warga yang tinggal di pinggiran hutan sehingga konflik antara gajah dengan manusia terjadi seperti yang selama ini terjadi bebebagai desa pinggir hutan di Aceh.
Sumber:: tribunjambi.comGajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus)
Populasi gajahpun semakin menyusut dari tahun ketahun kerena ketidak mampuannya bertahan hidup dari berbagai serangan liar dan manusia pada umumnya. Banyak orang juga yang prihatin terhadap kondisi ini, berbagai upaya dilakukan untuk menguruangi konflik dengan manusia, mulai dari penggiringan kembali kehabitatnya, pengusiran dengan menggunakan marcun atau bahan peledak, namun semua itu sia-sia, gajah semakin berani menghadapi manusia demi mempertahankan kelompoknya dan mempertahankan hidupnya.
Sumber: Leuser Conservation PartnershipKondisi seekor gajah sumatera (Elephas maximus sumatrensis) yang mati diduga akibat tersengat listrik di Desa Seumanah Jaya Aceh Timur
Banyak lembaga lingkungan termasuk pandangan stemian terhadap konflik gajah terjadinya karena kehancuran habitat gajah atau hutan, dimana hutan terus menerus dirambah oleh oknum dan kelompok demi kepentingan pribadi dan kepentingan bisnis komersil, seakan tidak ada tempat bagi gajah untuk bertahan hidup.
Jika perambahan hutan tidak dapat dibendung oleh siapapun, pemburan terus terjadi karena nilai jual gading yang fantastis di pasar gelap, maka suatu saat nanti gajah akan punah dan hanya tinggal nama, hanya tersisa pada lambang kodam iskandar muda yaitu gajah putih yang tegak berdiri di depan Kodam Iskandar Muda. Anak cucu kita hanya bisa mengenal gajah lewat photo dan hanya bisa melihat patung jagah putih.
Sumber: acehkita.comSeorang Prajurit TNI sedang mengecat patung Gajah Putih yang merupakan lambang Kodam Iskandar Muda
Bagaimana solusinya?, menghentikan perambahan hutan dan pelestarian hutan kembali yang merupakan habitat atau rumah bagi ribuan satwa liar di dalam rimba.
Dalam hal ini saya mengajak stemian untuk melakukan kampanye lingkungan dalam perestarian alam dan lingkungan dalam bentuk apapun sekecil apapun untuk perubabahan yang besar terhadap lingkungan, karena tidak ada hal yang besar tanpa dimulai dari hal yang terkecil.
Perlu kita sadari bersama bahwa hutan milik kita bersama tanpa kecuali. Tanpa hutan tidak hanya kelangsungan hidup satwa liar yang akan terancam, bahkan kehidupan manusia juga akan ikut terancam dari berbagai bencana seperti banjir dan tanah longsor serta pemanasan global yang mulai terasa saat ini.
Sumber: NEPATRO NewsPusat Pelatihan gajah Taman Nasional Way Kambas (TNWK)
Perlindungan hutan dan satwa liar yang hidup di alam bebas bukan hanya tugas dari pemerintah saja, melainkan tugas kita bersama termasuk steemian, jika kita secara bersama sama dengan satu tujuan melangkah dalam satu aksi nyata demi terwujudnya kelastarian hutan maka konflik gajah akan mampu terlerai berkat aksi nyata yang kita lakukan secara bersama-sama maka saya yakin gajah akan nyaman hidup di habitatnya jika tidak ada manusia yang mengusiknya, "kita bisa hidup secara berdampingan dengan gajah tanpa saling mengusik ketentraman"
Demikian catatan kecil saya semoga membuat kita sadar akan perlunya perlindungan satwa liar dan kawasan hutan yang merupakan paru-paru dunia, saatnya stemian bangkit untuk melawan kejahatan lingkungan. “Diam tertidas atau bangkit melawan, karena diam suatu pengkhianatan”.
Wassalam!
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by tompi from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.