Perayaan Imlek di Daerah Syariat

Photo by: Zuhri Noviandi

---

Jam menunjukkan pukul 24:00 WIB, seorang pria menabuh gong dan lonceng sebanyak tiga kali, sebagai tahun baru China telah tiba. Puluhan Warga etnis Tionghoa yang berdomisili di Kota Banda Aceh memadati Vihara Dharma Bhakti. Sekilas, mereka begitu khidmat menjalankan ritual keagamaan.

Asap dupa memenuhi seluruh ruangan, warga Tionghoa silih berganti melakukan doa dan sembahyang. Perayaan perganian musim semi itu terlihat damai, meski dikawal ketat oleh puluhan polisi bersenjata.

Layaknya perayaan hari raya keagamaan lainnya, perayaan tahun baru imlek di Banda Aceh lumayan meriah. Bahkan pada pagi harinya, warga Tionghoa silih berganti untuk melakukan ritual di vihara.

Bagi kepercayaan dan adat masyarakat China, tahun baru imlek tahun 2018 disebut juga sebagai tahun anjing tanah yang memiliki makna jujur dan adil, loyalitas dan kesetiaan, serta mampu bergaul di kalangan sosial. Oleh karena itu, pada tahun ini, warga Tionghoa juga berharap agar bisa mempererat tali silaturahmi antar sesama umat manusia juga dapat membuat masyarakat bekerja lebih giat.

---

Photo by: Zuhri Noviandi

---

Tidak hanya bagi warga Tionghoa semata, perayaan tahun baru Imlek juga turut mendapat antusias dari warga Banda Aceh yang Muslim. Mereka berbondong-bondong memadati kawasan Vihara untuk menyaksikan pelaksanaan Imlek atau sekedar memotret dan merekam kegiatan warga Tionghoa di hari besarnya.

Untuk sekedar diketahui, Vihara Dharma Bhakti di Banda Aceh sendiri telah melakukan perayaan Imlek sejak tahun 1918 silam dengan aman tanpa adanya gesekan meskipun hidup di tengah-tengah mayoritas masyarakat Muslim yang menerapkan Syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari.Selain perayaan Imlek, kegiatan keagamaan lainnya juga tetap tidak dilarang. Inilah salah satu bentuk dan simbol toleransi yang ada di Aceh. Semoga kerukunan antar umat beragama terus terjalin di Banda Aceh.

---

#English

Photo by: Zuhri Noviandi

---

Lunar New Year Celebration in Shari'a

The clock shows at 24:00 pm, a man beating the gong and bell three times, as the Chinese new year has arrived. Dozens of ethnic Chinese who are domiciled in Banda Aceh City crowded Dharma Bhakti temple. At first glance, they are so solemn in performing religious rituals.

The smoke of incense filled the entire room, Chinese citizens alternated with prayers and prayers. The spring celebration feast looked peaceful, despite being escorted by dozens of armed police.

Like other religious festivals, the celebration of Chinese New Year in Banda Aceh is quite lively. Even in the morning, Chinese citizens alternated to perform rituals at the monastery.

For the beliefs and customs of Chinese society, the Lunar New Year of 2018 is also called the year of the land dog that has the meaning of honest and just, loyalty and loyalty, and able to socialize in the social circle. Therefore, this year, Chinese citizens also hope that it can strengthen the bonds among fellow human beings can also make people work harder.

---

Photo by: Zuhri Noviandi

---

Not only for Chinese citizens alone, Chinese New Year celebration also get enthusiastic from the citizens of Muslim Banda Aceh. They flocked crowded the Vihara area to witness the Imlek or just take pictures and record the activities of Chinese citizens on a big day.

To be known, Dharma Bhakti temple in Banda Aceh itself has conducted the celebration of Lunar New Year since 1918 safely without friction even though live in the middle of majority of Muslim society applying Islamic Sharia in everyday life. In addition to celebration of Imlek, other religious activities also still not prohibited. This is one of the forms and symbols of tolerance that exist in Aceh. Hopefully harmony between religious communities continues to be established in Banda Aceh.