Alarm Pengingat Kematian Yang Setiap Hari Berbunyi
Sudah berjalan bulan ke lima saya coass, dan sudah 2 stase saya lewati, yang pertama stase saraf dan sekarang penyakit dalam.
Rumah Sakit menjadi rumah kedua bagi kami. Kadang 24 jam di sana, bahkan kos menjadi tempat titipan barang dan tidur malam saja.
Minggu pertama adalah minggu yang paling sulit. Dan yang paling sulit bagi saya adalah ketika harus memeriksa dan follow up ketat pada pasien yang kondisinya tidak stabil dan pasien dengan prognosis buruk.
Dan minggu pertama juga saya langsung jumpa dengan pasien yang prognosisnya buruk dan kemudian exit (baca:meninggal). Ini merupakan tantangan berat bagi saya. Dimana biasanya hanya mendengar saja soal kematian, tidak melihat langsung bahkan ikut memeriksa dan ada disampingnya saat sakratul maut.
Hari demi hari hampir setiap hari saya melihat langsung pasien-pasien yang exit. Bukan hal yang mudah menahan rasa takut bahkan tidak bersedih saat berada di antara keluarganya yang sedang berduka.
Minggu-minggu selanjutnya rasa takut sedikit menghilang. Sekarang mulai datang rasa "bagaimana jika kita yang meninggal nanti". Rasa ini selalu datang setiap melihat pasien yang exit. Kadang sedang duduk istirahat di ruangan tiba-tiba datang pendorong mengantar jenazah ke ambulan. Siatuasi ini selalu kami alami. Setiap hari kematian selalu terjadi di sekeliling kami.
Dan ini membuat rasa takut kami hilang, dan kemudian timbul rasa evaluasi diri "bagaimana jika itu aku?"
Bukankah kematian bisa terjadi kapan saja ?
Bahkan tak jarang biasanya pasien yang dengan kondisi stabil dan tiba-tiba malamnya drop kemudian exit.
Banyak kondisi lain yang kami alami tentang ini. Dan setiap harinya menjadi alarm baru bagi kami, alarm pengingat tentang kematian, alarm yang selalu berbunyi saat berada didekat orang yang sedang sakratul maut.