Opini: Kekuatan dan Kelemahan Slogan 2019 Ganti Presiden #2019GantiPresiden
Beberapa hari lalu gw makan di warteg dan melihat stiker ini di etalase kaca tempat biasanya sayur kangkung dan orek tempe di letakkan. Slogan #2019gantipresiden saat ini mulai banyak gw lihat di beberapa tempat seperti warteg ataupun warung rokok kecil. Slogan ini merupakan bentuk aksi politik yang berusaha menggeser Jokowi dari kursi presiden pada Pemilu Presiden 2019 nanti. Gw sendiri tidak mempunyai opini negatif mengenai pendapat politik seperti ini, selama ingin mengganti presiden melalui cara-cara konstitusional, silahkan saja. Tapi gw tertarik untuk sedikit menganalisa secara sederhana kekuatan dan kelemahan slogan ini.
Kekuatan & Kelemahan dari Semantik (bahasa) Slogan
- PRO: Slogan ini mempunyai pesan yang sangat jelas dan kuat secara semantik. Tidak ada sesuatu yang disembunyikan, semua terlihat sederhana. Tujuan bahasa dipesan ini sangat mudah diserap oleh semua kalangan mulai dari yang berpendidikan hingga tidak, dari orang kaya sampai orang miskin. Inilah salah slogan yang menurut gw paling 'jujur' dalam penyampaian pesannya. Lawan Jokowi CUMA ingin mengganti Presiden di 2019, itu saja.
- CONS: Terlalu jelas dan sederhananya semantik pesan ini bisa menjadi kelemahan dari slogan ini sendiri. Ganti Presiden adalah tujuan yang sangat jelas bagi para oposisi Jokowi karena memang itu tujuan mereka dari awal Presiden Jokowi terpilih di 2014. Namun pesan ini tidak menawarkan sesuatu yang lebih dari sekadar 2019 Ganti Presiden. Bagaimana pesan ini bisa menjawab kebutuhan orang-orang yang sebelumnya mendukung Jokowi di 2014 dan mungkin sekarang menimbang pilihan baru? Mereka butuh lebih dari sekadar ganti presiden, mereka butuh platform politik yang kuat.
Lanjut point berikutnya ya.
Kekuatan dan Kelemahan dari Visual Slogan
- PROS: Visual stiker mengikuti point pertama yaitu mudah dibaca, dan sangat jelas mana pesan yang ingin difokuskan (dengan latar merah menyala). Namun, lebih dari sekadar visual teknis stiker, slogan ini menawarkan sesuatu yang lebih dahsyat yaitu visual di imajinasi para pembaca stiker ini. Kita bisa langsung menggambar di pikiran kita siapa yang pantas untuk mengganti Jokowi. Namun inilah juga yang menjadi kelemahan slogan ini.
- CONS: Slogan ini cuma menawarkan KANDIDAT IMAJINASI dari para pembacanya. Tidak ada sosok yang jelas yang ditawarkan oleh oposisi Jokowi. Dan ini bisa menjadi bumerang jika ternyata sosok yang paling diunggulkan sebagai oposisi Jokowi, yaitu Prabowo berusaha menjadi Capres lagi di 2019. Kenapa? Karena menyambung dengan point semantik, pesan yang hanya berfokus kepada sosok presiden membuat masyarakat HANYA BERIMAJINASI mengenai sosok yang cocok dan bukan pesan politik secara keseluruhan. Dan sosok yang cocok di mata masyarakat Indonesia yang beragam BELUM TENTU 1 orang tertentu. Bisa saja Anies Baswedan, Ridwan Kamil, bahkan mungkin Ahok dianggap sosok yang cocok. Slogan ini menciptakan imajinasi yang terlalu luas mengenai sosok presiden namun dengan cakupan pesan politik yang lebih penting secara sangat sempit.
Saran
Ini berlaku bagi tim sukses oposisi Jokowi nanti maupun timses Jokowi. Carilah pesan slogan politik yang lebih bersifat kepada ajakan politik dan bukan kepada sosok semata. Contoh slogan yang sangat baik adalah slogan Donald Trump pada Pemilu AS yaitu MAKE AMERICA GREAT AGAIN (MAGA). Slogan ini sangat kuat secara pesan dan branding. Semua orang Amerika tentu ingin membuat Amerika menjadi lebih baik, sehingga mereka bisa mempunyai imajinasi yang luas mengenai Amerika yang lebih baik, dan bukan mengenai sosok politik dahulu. Kemudian setelah pesan ini menjadi sangat kuat, Trump sebagai ahli marketing MENGASOSIASIKAN diri dia lebih dalam dengan slogan ini dengan cara yang fenomenal yaitu merchandise topi merah yang dia pakai selama kampanye. Ini membuat masyarakat yang sudah terkena 'demam' MAGA mulai menganggap SOSOK TRUMP adalah yang cocok untuk membuat Amerika menjadi lebih baik. Inilah adalah teknik marketing serta branding tingkat Dewa yang sebetulnya sangat sederhana namun sering dilupakan.
Sebetulnya Jokowi pada 2014 sudah mempunyai pesan branding yang sangat kuat yaitu Ayo Kerja! Dan dia selalu mengasosiasikan dirinya dengan blusukan dan segal sesuatu yang terlihat sebagai pemimpin yang benar-benar bekerja. Jokowi tinggal memodifikasi slogan ini menjadi lebih modern saja. DAN jangan malah melawan pesan #2019GantiPresiden dengan pesan konyol seperti ini:
Karena orang waras bakal bertanya, kalau 2019 tetap Jokowi memangnya kenapa?
Sekian...