Dua Wajah Aset Digital
Gambar: CNN Indonesia
Melejitnya popularitas kripto dan NFT membuat banyak orang tersadar akan potensi di balik gelombang kelas aset baru tersebut. Sebelumnya orang hanya mengenal aset tradisional seperti properti, logam mulia dan saham. Hadirnya aset digital seperti kripto dan NFT mendefinisikan ulang tentang apa itu aset.
Sebelum maraknya kripto dan NFT kita juga sudah mengenal aset digital dalam bentuk yang non-likuid seperti akun media sosial dengan followers besar, website dengan trafik tinggi, dan sebagainya. Hal-hal tersebut juga merupakan aset digital yang bisa mendatangkan keuntungan bagi pemiliknya. Namun kripto dan NFT ada di kelas yang lain, ia menjadikan aset digital sebagai sesuatu yang likuid, mudah diperjual-belikan, ada pasarnya.
Hal ini tentu membuka pintu kesempatan bagi banyak orang, pintu yang bahkan sebelumnya tidak pernah ada. Dunia digital yang sebelumnya dianggap pelengkap bagi dunia fisik, kini mulai berdiri sejajar, bahkan bersiap menggantikan. Pandemi Covid-19 membuat orang tersadar bahwa ternyata berbagai aktivitas mulai dari bermain, belajar hingga bekerja dapat dilakukan secara online atau di dalam dunia digital saja. Ke depan hal ini akan semakin masif dengan adanya metaverse.
Namun kehadiran kelas aset baru juga dapat digunakan untuk berbagai aktivitas ilegal. Berbagai kejahatan keuangan yang dapat dilakukan dengan menggunakan aset tradisional dapat pula dilakukan dengan menggunakan aset digital. Seperti pencucian uang, penyuapan, dan sebagainya.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa benda-benda seperti lukisan, keris, dan barang-barang antik dapat digunakan sebagai perantara suap karena tidak memiliki patokan harga. Seorang pejabat yang berwenang atas sesuatu dapat menjual keris miliknya dengan harga tidak wajar, yang membeli adalah pelaku suap yang mengharapkan sesuatu dari si pejabat. Dan hal ini sekarang bisa dilakukan oleh NFT yang harganya juga tidak masuk akal.
Suka atau tidak, kehidupan digital, termasuk aset digital, adalah realitas masa kini dan masa depan. Ia akan tetap bersama kita dalam waktu yang lama hingga muncul revolusi berikutnya. Mari sambut dengan tangan terbuka.
SATU WAJAH ASPAL DUA WAJAH PENJILAT